Operasional LRT Jabodebek Molor ke 2023, Biaya Proyek Bakal Bengkak?

Jakarta, IDN Times - Jadwal operasi LRT Jabodebek mundur hingga Juni 2023, dari target sebelumnya di 2022 ini. Kepala Divisi LRT Jabodebek dari PT KAI, Mochamad Purnomosidi mengatakan dampak mundurnya operasional terhadap biaya proyek masih dibahas.
Namun, KAI berharap tak terjadi pembengkakan biaya akibat hal tersebut.
"Terkait biaya masih menjadi pembahasan di high level. Harapannya tidak terjadi penambahan biaya," kata Purnomo kepada IDN Times, Senin (19/9/2022).
1. KAI minta jadwal operasional LRT Jabodebek tak mundur lagi

Lebih lanjut, KAI berharap commercial operation date (COD) proyek tersebut tak mundur lagi dari target.
"KAI berharap agar disusun jadwal testing oleh semua stakeholder yang berkepentingan dan komprehensif agar tidak mundur lagi," tutur Purnomo.
2. Tarif tiket diperkirakan Rp15 ribu per orang

Terkait tarif tiket LRT Jabodebek, menurut Purnomo diperkirakan rata-rata masih di angka Rp15 ribu per orang. Untuk tarif, pembahasannya dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Penetapan tarif oleh DJKA," ucap Purnomo.
3. Penyebab molornya operasional LRT Jabodebek

Sebelumnya, Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Entus Asnawi Mukhson mengatakan perkembangan konstruksi LRT Jabodebek sudah mencapai 96 persen.
Terkait penundaan operasional, dilakukan karena Adhi Karya selaku kontraktor masih memastikan faktor keamanan penumpang.
“Sampai saat ini pekerjaan fisik hampir selesai 96 persen. Cuma karena ini tanpa masinis, untuk memastikan safety-nya sesuai, ada tambahan dari berbagai pihak,” tutur Entus dilansir ANTARA.
Perlu diketahui, proyek LRT Jabodebek memakan biaya Rp23,3 triliun. Adapun pembayaran kebutuhan biaya itu dilakukan dengan dua pola. Pertama, sebesar Rp19,1 triliun dibayar dengan periode 3 bulanan. Kedua, sebesar Rp4,2 triliun dibayar di akhir.