Pecah Telor! Perusahaan Panel Surya AS Investasi Rp8 Triliun di Batang

- SEG Solar Inc. menjadi investor pertama Amerika Serikat yang melakukan groundbreaking di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) untuk investasi hilirisasi pasir silika.
- Groundbreaking tersebut penting untuk peningkatan realisasi investasi khususnya pada ekosistem industri panel surya dan mendukung pencapaian target bauran energi terbarukan sebesar 42 persen pada 2030.
- Proyek industri panel surya ini akan menjadi pabrik panel surya terintegrasi terbesar SEG Solar di Asia Tenggara dengan total rencana investasi sebesar 500 juta dolar AS atau setara Rp8 triliun.
Jakarta, IDN Times - Industri manufaktur panel surya, SEG Solar Inc. menjadi investor pertama dari Amerika Serikat (AS) yang melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Dengan groundbreaking tersebut, perusahaan itu secara resmi memulai investasi hilirisasi pasir silika.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Nurul Ichwan mengatakan, groundbreaking tersebut penting untuk peningkatan realisasi investasi khususnya pada ekosistem industri panel surya. Hal itu juga sekaligus mendukung pencapaian target bauran energi terbarukan sebesar 42 persen pada 2030.
“Capaian bauran energi terbarukan hingga saat ini baru mencapai sekitar 14 persen,” ujar Nurul Ichwan dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (1/10/2024).
1. BKPM dukung investasi hilirisasi pasir silika

Nurul Ichwan menambahkan, pihaknya mendukung sepenuhnya investasi hilirisasi pasir silika oleh PT SEG Solar Manufaktur Indonesia. Hal itu menandakan keseriusan pemerintah dalam mengimplementasikan program hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah.
“Termasuk memperkuat komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari global supply chain, serta untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) dan bauran energi terbarukan melalui penguatan ekosistem industri panel surya,” kata dia.
Adapun sebagai upaya mendukung masuknya investasi berteknologi tinggi, Indonesia perlu menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat merasakan manfaat dari investasi tersebut bagi penyerapan tenaga kerja lokal.
2. Total investasi SEG Solar Inc. Rp8 triliun

Menurut data Kementerian Investasi/BKPM, proyek industri panel surya ini akan menjadi pabrik panel surya terintegrasi terbesar SEG Solar di Asia Tenggara untuk mendukung rantai pasok secara global.
Sementara itu, total rencana investasi yang digelontoran SEG Solar Inc. di KIT Batang adalah sebesar 500 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp8 triliun. Pabrik ini diperkirakan akan menyerap hingga 2.000 tenaga kerja dalam kurun waktu 5 tahun mendatang dengan total kebutuhan lahan seluas 40 hektare.
“Pembangunan pabrik panel surya ditargetkan selesai pada 2025. Total kapasitas produksi sebesar 5 Gigawatt yang akan diekspor terutama ke AS dan juga untuk pasar dalam negeri,” ujar Nurul Ichwan.
Untuk diketahui, pelaksanaan groundbreaking ini merupakan tindak lanjut penandatanganan perjanjian pra-kerja sama antara SEG Solar Inc., PT ATW Solar Manufaktur Indonesia, dan KITB pada 23 Juni 2023 di Washington DC. Penandatanganan perjanjian itu disaksikan Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, yang kala itu masih menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.
3. Hubungan bilateral RI-AS

Indonesia dan AS memiliki komitmen kuat dalam meningkatkan hubungan bilateral yang komprehensif, termasuk di bidang investasi. Investasi dari AS menunjukkan peningkatan yang relatif signifikan dengan rata-rata pertumbuhan tahunan pada periode setelah pandemik COVID-19 sebesar 2,3 kali lebih besar dari rata-rata pertumbuhan tahunan pada masa pandemik.
Pada 2023, perusahaan-perusahaan yang berasal dari AS telah menambah nilai investasi hingga 3,3 miliar dolar AS dengan pertumbuhan yang relatif stabil sejak 2021. Pada semester pertama 2024, AS berada pada peringkat keempat sebagai negara sumber Penanaman Modal Asing (PMA) dengan nilai investasi hampir mencapai 2 miliar dolar AS atau 60 persen dari nilai investasi tahun sebelumnya.
“Produksi panel surya ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kebutuhan konsumsi listrik nasional yang diproyeksikan akan meningkat rata-rata sebesar 4,1 persen per tahun dalam 10 tahun ke depan. Peningkatan konsumsi ini didorong dengan tingginya kebutuhan pelanggan individu dan maraknya pengembangan industri. Proyek hilirisasi pasir silika ini juga diharapkan dapat memainkan peran penting dalam pengembangan potensi energi terbarukan di Indonesia,” tutur Nurul Ichwan.