Pemerintah Tarik Pinjaman Asing, Utang Luar Negeri Naik Rp63,8 Triliun

Jakarta, IDN Times - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per Desember 2022 mengalami kenaikan sebesar 4,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp63,8 triliun (kurs Rp15.192) dibandingkan bulan November 2022.
Posisi ULN Indonesia per akhir 2022 itu sebesar 396,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp6.028,4 triliun. Adapun posisi ULN Indonesia pada November 2022 sebesar 392,6 miliar dolar AS atau setara Rp5.964,6 triliun.
Pertumbuhan ULN Indonesia pada kuartal-IV 2022 secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 4,1 persen (year on year/yoy).
"Perkembangan posisi ULN pada triwulan IV 2022 juga dipengaruhi oleh faktor perubahan akibat pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (15/2/2023).
1. ULN pemerintah naik Rp74,4 triliun

BI melaporkan, ULN pemerintah pada Desember 2022 juga menunjukkan kenaikan. Pada Desember, ULN pemerintah sebesar 186,5 miliar dolar AS atau setara Rp2.832,9 triliun, naik 4,9 miliar dolar AS atau setara Rp74,4 triliun.
Perkembangan ULN tersebut didorong oleh peningkatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik. Selain itu, terdapat penarikan neto pinjaman luar negeri.
Meski begitu, menurut BI, posisi ULN pemerintah relatif aman karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8 persen dari total ULN pemerintah.
2. ULN swasta turun Rp19,75 triliun

ULN swasta pada Desember 2022 mengalami penurunan sebesar 1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp19,75 triliun menjadi 202,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp3.076,2 triliun.
Posisi ULN swasta pada November 2022 secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 0,9 persen (yoy). Hal itu karena ada pembayaran neto utang dagang, surat utang, dan pinjaman sejalan dengan pola kuartalan pembayaran ULN.
Pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) mengalami kontraksi sebesar 1,5 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 1,3 persen (yoy).
Selain itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan (financial corporations) juga mengalami kontraksi 2,8 persen (yoy), meskipun lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 4,4 persen (yoy).
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; industri pengolahan; serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 77,9 persen dari total ULN swasta.
"ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,4 persen terhadap total ULN swasta," ucap Erwin.
3. BI sebut struktur ULN Indonesia tetap sehat

Menurut BI, struktur ULN Indonesia tetap sehat. ULN Indonesia pada kuartal IV-2022 dinyatakan terkendali, karena rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih di kisaran 30,1 persen. Angka itu turun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 30,3 persen.
Selain itu, BI melaporkan struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,3 persen dari total ULN.