Permintaan KPR Bakal Melesat Akhir 2024 Usai Penurunan Suku Bunga

- Peningkatan pembelian properti dan permintaan KPR/KPA diproyeksikan seiring penurunan suku bunga acuan BI dan The Fed.
- CEO Pinhome, Dayu Dara Permata, berharap penurunan suku bunga dapat meningkatkan perekonomian melalui pembelian properti.
- Permintaan KPR/KPA turun 8% pada kuartal II-2024 akibat kenaikan suku bunga acuan BI, juga terjadi penurunan median plafon pembiayaan rumah.
Jakarta, IDN Times - Pembelian properti dan permintaan kredit pemilikan rumah dan kredit pemilikan apartemen (KPR/KPA) diproyeksikan bakal mengalami peningkatan selama sisa tahun 2024. Hal itu tidak terlepas dari adanya penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang terjadi mulai Agustus 2024.
Selain itu, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed juga diprediksi bakal kembali menurunkan suku bunganya sekali lagi pada akhir tahun ini.
"Kalau kita melihat global trend sepertinya akan ada tendensi penurunan suku bunga secara global. Kita lihat utamanya di Amerika Serikat dan biasanya Indonesia akan merespons juga dengan menyesuaikan atau menurunkan suku bunga. Dampaknya terhadap KPR memang ketika ada kenaikan suku bunga biasanya ada penundaan, maka jika ada penurunan suku bunga biasanya akan ada peningkatan atau percepatan, baik itu pembelian properti atau pengajuan KPR," tutur CEO & Founder Pinhome, Dayu Dara Permata kepada awak media, dikutip Rabu (9/10/2024).
1. Masyarakat diharapkan memberikan respons baik atas penurunan suku bunga

Dara pun berharap, penurunan suku bunga yang terjadi dapat direspons dengan baik oleh masyarakat sehingga dapat memberikan keuntungan dari segi perekonomian secara keseluruhan.
"Ketika masyarakat membeli properti, apalagi properti primer, properti baru,
ini kan membantu geraknya ekonomi karena berarti lebih banyak properti dibangun, infrastruktur juga semakin baik, terus menyerap tenaga kerja, akan membuat perekonomian semakin baik," kata dia.
2. Penurunan permintaan KPR/KPA

Sebelumnya, Dara mengungkapkan adanya penurunan dalam permintaan KPR dan KPA sepanjang kuartal II-2024. Hal itu disebabkan oleh BI yang sempat menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen pada kuartal II-2024 sehingga secara langsung mempengaruhi turunnya permintaan terhadap KPR dan KPA.
"Penurunan permintaan KPR dan KPA pada kuartal II-2024 turun sebesar 8 persen dibandingkan kuartal I-2024 karena meskipun animo pembelian rumah masih tinggi, keputusan pengajuan KPR/KPA sangat dipengaruhi tingkat suku bunga," ujar Dara.
3. Plafon KPR/KPA juga alami penurunan

Selain permintaan KPR/KPA yang mengalami penurunan, data Pinhome juga menunjukkan hal sama pada median plafon permintaan pembiayaan rumah.
Dara mengatakan, median plafon kredit permintaan KPR/KPA turun 3 persen secara kuartalan pada kuartal II-2024. Hal tersebut menunjukkan sikap lebih konservatif dari konsumen dalam mengambil jumlah pinjaman yang besar.
"Konsumen cenderung memilih rumah yang lebih terjangkau atau mengumpulkan uang muka (DP) yang lebih besar sebelum mengajukan KPR atau KPA sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi dan kebijakan perbankan yang lebih ketat," ujar Dara.