Suku Bunga Sempat Naik, Permintaan KPR/KPA Turun 8 Persen

- Permintaan KPR dan KPA turun 8% pada kuartal II-2024 karena kenaikan suku bunga BI.
- Median plafon permintaan pembiayaan rumah juga turun 3%, konsumen lebih konservatif dalam mengambil pinjaman besar.
- Dara optimistis adanya kenaikan permintaan KPR/KPA dan median plafon pembayaran kredit pada kuartal III-2024 karena penurunan suku bunga AS dan BI.
Jakarta, IDN Times - CEO & Founder Pinhome, Dayu Dara Permata mengungkapkan adanya penurunan dalam permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) sepanjang kuartal II-2024.
"Penurunan permintaan KPR dan KPA pada kuartal II-2024 turun sebesar 8 persen dibandingkan kuartal I-2024 karena meskipun animo pembelian rumah masih tinggi, keputusan pengajuan KPR/KPA sangat dipengaruhi tingkat suku bunga," ujar Dara dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (8/10/2024).
Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen pada kuartal II-2024 sehingga secara langsung mempengaruhi turunnya permintaan terhadap KPR dan KPA.
1. Plafon KPR/KPA juga alami penurunan

Selain permintaan KPR/KPA yang mengalami penurunan, data Pinhome juga menunjukkan hal sama pada median plafon permintaan pembiayaan rumah. Data mengatakan median plafon kredit permintaan KPR/KPA turun 3 persen secara kuartalan pada kuartal II-2024. Hal tersebut menunjukkan sikap lebih konservatif dari konsumen dalam mengambil jumlah pinjaman yang besar.
"Konsumen cenderung memilih rumah yang lebih terjangkau atau mengumpulkan uang muka (DP) yang lebih besar sebelum mengajukan KPR atau KPA sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi dan kebijakan perbankan yang lebih ketat," ujar Dara.
2. Proyeksi permintaan KPR/KPA

Meski begitu, Dara optimistis adanya kenaikan dari sisi permintaan KPR/KPA dan juga median plafon pembayaran kredit pada kuartal III-2024. Data tersebut tengah dikumpulkan oleh tim Pinhome.
Optimisme itu muncul lantaran adanya penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dan akan diikuti oleh BI.
"Suku bunga saat ini sedang dalam tren menurun karena di AS, The Fed menurunkan suku bunganya sehingga pasti dalam beberapa bulan ke depan akan ada kenaikan permintaan KPR/KPA yang positif," kata Dara.
3. BI turunkan suku bunga acuan

Sebelumnya, BI memutuskan menurunkan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17-18 September 2024.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 17 dan 18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen" ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG BI, Rabu (18/9/2024).
Dengan demikian, suku bunga Deposit Facility menjadi 5,25 persen, dan suku bunga lending facility juga turun sebesar 25 basis poin menjadi 6,75 persen.
Perry mengatakan, keputusan ini konsisten dengan fokus kebijakan moneter prostabilitas, yaitu untuk penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah, serta langkah preemptive, dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025.
"Ini untuk memperkuat stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.