Pertamina Bangun Stasiun Bahan Bakar Hidrogen, Cuma buat Mobil

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) melalui subholding Pertamina New & Renewable Energy (NRE) membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) atau hydrogen refueling station (HRS) di Daan Mogot, Jakarta Barat.
SPBH itu dibangun berkolaborasi dengan Toyota. SPBH itu nantinya bisa diakses oleh kendaraan roda empat atau lebih, alias tak bisa untuk sepeda motor.
Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan, Pertamina adalah perusahaan konglomerasi besar yang memiliki ekosistem terlengkap dalam urusan bahan bakar. Peluncuran SPBH ini juga akan mempercepat pencapaian penggunaan energi bersih dari hidrogen di Indonesia.
“Saya mau dengar kenapa ndak berani. Kita kenapa berani mulai, Pertamina kita ini konglomerat besar. Bisa lakukan, saya yakin jalan,” kata Ahok saat groundbreaking SPBH Pertamina di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
1. Pembangunan SPBH Pertamina membutuhkan waktu 6 bulan

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan bahwa SPBH akan dibangun dalam waktu enam bulan.
Selanjutnya, Pertamina berencana membangun SPBH di wilayah lain, termasuk di luar Jawa seperti Sumatra, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua yang sudah memiliki sumbernya.
“Dan kita sudah memetakan dari existing capacity kita, source dari hidrogen yang kita combine antara yang green dan blue, itu ada 17 lokasi yang siap dibangun untuk source-nya, untuk nanti kasih feeding ke SPBU-SPBU. Jadi ada 17, 4 di Sumatra, 4 di Jawa, 3 di Kalimantan, 1 di Nusa Tenggara, dan 2 di Papua, ini sudah siap,” tutur Nicke.
2. Penggunaan hidrogen lebih hemat ketimbang Pertamax

President of Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE), Eniya Listiani Dewi mengatakan, dari perhitungan yang dilakukan, penggunaan hidrogen lebih hemat biaya ketimbang bahan bakar minyak (BBM) seperti Pertamax.
Di SPBH Pertamina nantinya akan menggunakan grey hydrogen. Penggunaan grey hydrogen diperkirakan memakan biaya sekitar Rp277-Rp300 per km. Sementara itu, penggunaan Pertamax memakan biaya Rp1.380 per km. Namun, sekali pengisian hidrogen memang untuk kapasitas besar, alias sekali mengisi, bisa langsung penuh.
“Pertamina ini running dengan harga yang lebih murah duluan karena menggunakan grey hydrogen. Tapi emisi yang berjalan akan turun,” kata Eniya.
Adapun untuk harga grey hydrogen di SPBH Pertamina belum rilis. Namun, Eniya memperkirakan harganya 1/3 di bawah harga green hydrogen. Harga green hydrogen paling murah diperkirakan sebesar 6 dolar Amerika Serikat (AS) per kg, atau sekitar Rp93.522 per kg (kurs Rp15.587 per dolar AS).
3. SPBU Daan Mogot jadi SPBU terintegrasi

Saat ini, SPBU Daan Mogot sendiri melayani pengisian BBM, dan juga bahan bakar gas (BBG).
Dengan pembangunan SPBH, maka SPBU Daan Mogot akan menjadi integrated energy refueling station pertama di Indonesia.