Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pertemuan IMF-World Bank Berakhir Tanpa Kejelasan Tarif 

Ilustrasi world bank (freepik.com/creativeart)
Ilustrasi world bank (freepik.com/creativeart)
Intinya sih...
  • Ketidakpastian ekonomi global meningkat setelah pertemuan IMF dan Bank Dunia di Washington tanpa kejelasan mengenai tarif perdagangan global.
  • IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2025 menjadi 2,8 persen, turun 0,5 poin persentase dari perkiraan sebelumnya.
  • Tarif AS yang mencapai level tertinggi dalam satu abad telah memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global dan menurunkan pertumbuhan output internasional.

Jakarta, IDN Times - Pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Washington berakhir tanpa kejelasan mengenai tarif perdagangan global yang dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Meski para pemimpin keuangan dunia berupaya mencari solusi, ketidakpastian justru memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global.

Kegelisahan ini dipicu oleh pengumuman tarif AS yang mencapai level tertinggi dalam satu abad, diikuti tindakan balasan dari Tiongkok, Uni Eropa, Kanada, dan lainnya. Pada Jumat (25/4/2025), para delegasi meninggalkan pertemuan dengan rasa was-was, karena tidak ada kemajuan signifikan dalam negosiasi untuk meredakan ketegangan perdagangan.

1. Proyeksi ekonomi global menurun drastis

IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2025 menjadi 2,8 persen, turun 0,5 poin persentase dari perkiraan Januari sebesar 3,3 persen, seperti diumumkan pada Selasa (22/4/2025). Penurunan ini terutama disebabkan oleh tarif AS yang mengganggu rantai pasok global dan menekan perdagangan internasional, yang diprediksi hanya tumbuh 1,7 persen pada 2025, jauh lebih lambat dibandingkan pertumbuhan output global.

“Kebijakan tarif telah meningkatkan ketidakpastian ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya, menghambat investasi dan aktivitas ekonomi,” kata Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters.

Negara-negara seperti AS, Tiongkok, Kanada, dan Meksiko mengalami penurunan proyeksi pertumbuhan signifikan, sementara Spanyol menjadi satu-satunya ekonomi maju dengan revisi naik, didorong oleh aktivitas rekonstruksi pasca-banjir.

2. Ketidakpastian tarif picu kekhawatiran resesi

Tarif AS, yang mencakup hampir seluruh mitra dagang dan sempat mencapai 145 persen untuk Tiongkok sebelum ditunda selama 90 hari, telah memicu kekhawatiran akan resesi global. IMF memperkirakan ekonomi AS hanya tumbuh 1,8 persen pada 2025, turun 0,9 poin dari proyeksi Januari, menjadikannya penurunan terbesar di antara ekonomi maju, seperti dilaporkan CNBC pada Rabu (23/4/2025).

“Kami tidak memprediksi resesi di AS, tetapi peluangnya meningkat dari 25 persen menjadi 37 persen,” ujar Gourinchas, dilansir dari Reuters.

Sementara itu, negara-negara berkembang juga terdampak, karena penurunan permintaan global dan gangguan rantai pasok menghambat ekspor mereka. Jerman bahkan diprediksi mencatatkan pertumbuhan nol pada 2025 akibat ketergantungan pada ekspor.

3. Seruan untuk solusi cepat dan kerja sama global

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mendesak negara-negara untuk segera menyelesaikan ketegangan perdagangan guna membatasi kerusakan ekonomi.

“Jika negara-negara berdamai dan memberikan kejelasan pada kebijakan perdagangan, prospek ekonomi bisa segera membaik,” katanya dalam forum di Washington, dikutip dari The Guardian. 

Meski ada tanda-tanda pelonggaran, seperti pernyataan Trump pada Senin (21/4/2025) tentang kemungkinan kesepakatan dengan Tiongkok, Beijing membantah adanya pembicaraan aktif, menambah ketidakpastian.

Pada Kamis (24/4/2025), Georgieva menegaskan bahwa semangat konstruktif dalam pertemuan menunjukkan kemauan untuk bekerja sama, tetapi tantangan besar masih menanti untuk mencegah perlambatan ekonomi lebih lanjut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sanggar Sukma Sijati
EditorSanggar Sukma Sijati
Follow Us