Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Presiden Bank Dunia Dorong Negara Berkembang Turunkan Tarif Dagang

Ilustrasi Ajay Banga (commons.m.wikimedia.org/kmu.gov.ua)
Intinya sih...
  • Presiden Bank Dunia Ajay Banga mendesak negara berkembang untuk menurunkan tarif perdagangan menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
  • Liberalisasi perdagangan dan penguatan kerja sama regional penting untuk meningkatkan daya saing dan meminimalkan risiko tarif balasan.
  • Negosiasi perdagangan yang baik dapat mengatasi ketidakpastian global akibat kebijakan tarif yang merugikan investasi bisnis.

Jakarta, IDN Times - Presiden Bank Dunia Ajay Banga mendesak negara-negara berkembang untuk menurunkan tarif perdagangan guna menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Pernyataan ini disampaikan pada Kamis (17/4/2025), di tengah kekhawatiran atas dampak kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang dapat mengganggu rantai perdagangan dunia.

Banga menyoroti pentingnya liberalisasi perdagangan dan penguatan kerja sama regional sebagai langkah strategis untuk meningkatkan daya saing dan meminimalkan risiko tarif balasan. Dalam konferensi pers menjelang Pertemuan Musim Semi Bank Dunia dan IMF di Washington, ia memperingatkan bahwa tarif tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan transparansi pasar.

1. Tarif tinggi hambat pertumbuhan ekonomi

Banga menegaskan bahwa banyak negara berkembang masih memberlakukan tarif lebih tinggi dibandingkan negara maju, yang bertujuan melindungi industri lokal dan meningkatkan pendapatan pemerintah. Namun, kebijakan ini justru berisiko memicu tarif balasan dari negara lain, yang dapat merugikan daya saing ekspor.

“Tarif tinggi menciptakan gesekan yang mengurangi transparansi dan pertumbuhan,” kata Banga dalam konferensi pers. Ia menambahkan bahwa liberalisasi perdagangan dapat menjadi solusi untuk mengimbangi ancaman tarif balasan, terutama setelah AS menerapkan tarif 10 persen pada semua impor, dengan tarif lebih tinggi untuk beberapa negara.  

2. Perkuat integrasi perdagangan regional

Menurut Banga, negara-negara berkembang memiliki potensi besar untuk memperdalam integrasi perdagangan regional, yang dapat menjaga aliran perdagangan bilateral dan regional tetap lancar. Ia mendorong negara-negara untuk bekerja sama dengan mitra yang bersedia demi menciptakan pasar yang lebih terbuka dan dinamis.

“Jika negosiasi perdagangan berjalan baik, ketidakpastian ini bisa teratasi dengan cepat,” ujar Banga.

Langkah ini dinilai penting di tengah ketegangan perdagangan global, termasuk kebijakan tarif AS yang diprediksi dapat menurunkan perdagangan dunia sebesar 1,5 persen pada 2025, sebagaimana diperingatkan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).  

3. Negosiasi jadi kunci atasi ketidakpastian

Banga menekankan pentingnya dialog dan negosiasi untuk menyelesaikan sengketa perdagangan. Ia menyebut bahwa kebijakan tarif Trump, yang kini ditunda selama 90 hari untuk sebagian besar negara kecuali Tiongkok, membuka peluang bagi negosiasi yang konstruktif.

“Saya tidak bisa memprediksi berapa lama ketidakpastian ini akan berlangsung, tetapi negosiasi yang baik dapat mempercepat pemulihan,” kata Banga. Ia juga mengingatkan bahwa ketidakpastian global, yang diperburuk oleh kebijakan tarif, telah menurunkan minat investasi bisnis, sehingga negara-negara perlu bertindak cepat untuk menjaga stabilitas ekonomi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us