Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Petani Milenial hanya 16,78 Juta Orang, Perlu Regenerasi!

Arina Molitha berbagi hasil panen sayur hidroponik kepada saudara dan tetangga. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, petani milenial yang berada direntang usia 19-39 tahun sebanyak 16,78 juta orang. Jumlah ini ditemukannya dari hasil Sensus Tani (ST) 2023 yang dilakukan Badan Pusat Statistik untuk periode Juni-Juli 2023. 

Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto, mengatakan data petani milenial dapat menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian. Data itu juga menunjukkan pemanfaatan teknologi digital yang diharapkan dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan.

"Petani milenial usianya di kisaran usia 19-39 tahun yang adaptif terhadap teknologi digital, dalam hal ini mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern, penggunaan internet, telepon pintar, teknologi informasi, drone dan penggunaan kecerdasan buatan," jelas Atqo dalam acara Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Senin (4/12/2023).

1. Petani milenial yang pakai digital hanya 2,6 juta orang

Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto/Trian IDN Times

Berdasarkan data BPS, petani milenial yang menggunakan teknologi digital mencapai 2,6 juta dan yang tidak menggunakan digital umur 19-39 tahun mencapai 3,57 juta.

Menurutnya jumlah petani milenial yang berumur 19-39 tahun paling banyak berada di Provinsi Jawa Timur mencapai 971,10 ribu orang. Diikuti Jawa Tengah sebesar 625,81 ribu orang, Jawa Barat sebesar 543,04 ribu orang.

Sementara itu, petani milenial yang berumur lebih dari 39 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 10,59 juta orang atau 37,58 persen.

"Petani yang berumur kurang dari 19 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 5,61 ribu atau 0,02 persen," tuturnya.

2. Petani milenial masih didominasi laki-laki

ilustrasi petani (pexels.com/Pixabay)

Menurutnya berdasarkan jenis kelamin, petani milenial masih didominasi oleh laki-laki sebesar 89,03 persen dari total petani milenial. Jika dilihat karakteristiknya, proporsi petani melnial laki-laki yang berusia 19-39 tahun yang menggunakan maupun tidak menggunakan teknologi, lebih tinggi dibanding petani milenial perempuan.

"Terbukti terdapat 37,99 persen petani milenial laki-laki berusia 19-39 tahun diantara keseluruhan petani milenial laki-laki, sementara hanay 27,52 perse petani milenial perempuan berusia 19-39 tahun diantara total petani milenial perempuan," ucap Atqo. 

3. Dominasi petani Indonesia berumur 43-58 tahun

Ilustrasi kegiatan petani di area persawahan yang terendam banjir. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Dia menjelaskan, petani di Indonesia masih didominasi oleh generasi X yakni direntang usia 43-58 tahun dengan proporsi 42,39 persen.

Disusul baby boomers yakni umur 59-77 tahun mencapai 27,61 persen. Selanjutnya, milenial dengan umur 27 hingga 42 tahun mencapai 25,61 persen.

Sementara itu, pre-boomer yakni usia lebih dari 78 tahun yang menjadi petani hanya 2,24 persen dan generasi Z yang berad adimur 11 hingga 26 tahun mencapai 2,14 persen yang menjadi petani.

"Jadi terjadi peningkatan proporsi pengelola UTP diatas 55 tahun, tapi dibawah 44 tahun alami penurunan. Saya tidak menyimpulkan, tapi bisa disimpulkan sendiri kondisi petani di Indonesia. Tapi secara umum pengelola UTP perorangan di Indonesia berumur 45 tahun ke atas," tegasnya.

Menurutnya untuk mendukung kedaultan pangan diperlukan kebijakan untuk mendorong (anak muda) untuk ikut bertani, karena petani di Indonesa masih banyak petani yang berumur tua .

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us