PPN Naik Jadi 12 Persen, Bos Sarinah Pede Penjualan Tetap Tumbuh

- Kenaikan PPN tidak berpengaruh pada penjualan Sarinah karena produknya unik
- Sarinah menjual produk-produk pengrajin premium dengan konsumen tetap kelas menengah atas
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Sarinah, Fetty Kwartati memprediksi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen tak akan terlalu berpengaruh pada penjualan Sarinah.
Fetty mengatakan, Sarinah menjual produk yang memiliki poin keunikan tersendiri. Sehingga, konsumennya sebagian ebsar adalah orang-orang yang mencari produk unik, dan tidak dijual secara massal di berbagai tempat.
“Kita itu sebagai tempat yang meng-connect-an produk-produk Indonesia yang well-curated, jadi memang ini sudah di built connection-nya. Dan mereka itu datang ke Sarinah untuk cari sesuatu yang menginspirasi, cari sesuatu yang personalize, cari sesuatu yang memang sangat Indonesia,” kata Fetty usai diskusi media akhir tahun di Sarinah, Jakarta, Senin (23/12/2024).
1. Produk pengrajin punya konsumen khusus

Sarinah juga menjual produk-produk pengrajin yang premium. Biasanya, produk-produk pengrajin itu pun sudah memiliki konsumen tetap, alias pelanggan reguler.
“Kalau yang artisan itu kan bahkan sudah ada pelanggan setianya. Contoh desainer-desainer yang sudah terkenal dan sangat spesifik. Begitu dia launching produk, itu langsung habis diburu oleh pelanggan-pelanggannya,” tutur Fetty.
2. Konsumen kelas menengah ke atas tak terpengaruh kenaikan PPN jadi 12 persen

Produk-produk tersebut pun biasanya dibeli konsumen kelas menengah ke atas. Menurutnya, konsumen yang datang dari kelas tersebut tak terpengaruh kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen.
“Daya beli mereka, kelas menengah atas tidak terpengaruh dengan adanya tambahan 1 persen PPN. Ya mereka tetap datang dan tetap belanja,” ujar Fetty.
3. Penjualan Sarinah tetap tumbuh di atas 15 persen

Hingga awal November 2024, Sarinah sudah mencatatkan penjualan Rp726 miliar. Fetty mengatakan, kinerja penjualan Sarinah sepanjang tahun ini tumbuh 17 persen secara year on year (yoy), meskipun daya beli masyarakat melemah, dan ada kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) di awal tahun, serta isu kenaikan PPN di akhir tahun.
“Itu kan di tengah politic situation kan di awal tahun, dengan banyaknya kampanye, lalu juga ada isu PPN, tapi sales growth dari store masih tumbuh di atas 15 persen. Jadi ini membuktikan bahwa memang orang datang ke Sarinah untuk sesuatu yang unique, bukan sesuatu yang massive atau yang sifatnya ya sudah di mana juga bisa beli,” tutur Fetty.