ilustrasi pengangguran (pexels.com/Ron Lach)
Bagaimana faktanya? Menurut data BPS, per 15 Maret 2025, persentase penduduk miskin pada September 2024 sebesar 8,57 persen, menurun 0,46 persen poin terhadap Maret 2024 dan menurun 0,79 persen poin terhadap Maret 2023. Lalu, jumlah penduduk miskin pada September 2024 sebesar 24,06 juta orang, menurun 1,16 juta orang terhadap Maret 2024 dan menurun 1,84 juta orang terhadap Maret 2023.
Jika melihat data September 2024, maka betul data kemiskinan di Indonesia menunjukkan perbaikan, karena persentase penduduk miskin dan jumlah penduduk miskin Indonesia menurun. Namun, BPS sendiri hingga saat ini belum merilis angka kemiskinan semester I 2025. Seharusnya, data kemiskinan terbaru dirilis pada 15 Juli 2025.
BPS menyebut penundaan itu dilakukan untuk peningkatan kualitas data yang akan disampaikan kepada publik. Kemudian terkait angka pengangguran, BPS melaporkan untuk periode Februari 2025 jumlahnya 7,28 juta orang atau setara 4,76 persen dari total angkatan kerja sebanyak 153,05 juta orang. Angka tersebut justru meningkat 83.450 orang dibandingkan Februari 2024.
"Jumlah orang menganggur 7,28 juta orang. Dibanding Februari 2024, jumlah orang menganggur meningkat 83.450 ribu orang yang naik 1,11 persen,” kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Namun, tingkat pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan menjadi 4,76 persen dari sebelumnya 4,82 persen. Penurunan terjadi karena pertumbuhan jumlah penduduk bekerja tercatat lebih tinggi, yakni 2,52 persen, dibandingkan peningkatan jumlah penganggur sebesar 1,11 persen.
Penurunan TPT paling signifikan terjadi pada kelompok perempuan, yakni dari 4,60 persen menjadi 4,41 persen. Sementara itu, TPT laki-laki justru naik tipis dari 4,96 persen menjadi 4,98 persen. Secara geografis, TPT menurun di wilayah perkotaan menjadi 5,73 persen dan di pedesaan menjadi 3,33 persen.