Profil Jonathan Sudharta, CEO Halodoc Mantan Atlet Hoki Es

- Halodoc didirikan pada 2016 dan membantu masyarakat dengan layanan medis
- Jonathan Sudharta, lulusan Marketing dan e-Commerce Curtin University, adalah Founder dan CEO Halodoc
- Ide telemedicine Jonathan terwujud pada 2016 dengan pendirian Halodoc yang menawarkan berbagai layanan kesehatan
Jakarta, IDN Times - Halodoc telah menjadi bagian penting dalam dunia medis Indonesia dalam beberapa tahun belakangan. Sejak didirikan pada 2016, Halodoc telah banyak membantu masyarakat terutama ketika pandemik COVID-19 beberapa tahun lalu.
Dengan Halodoc, pengguna bisa berbincang dengan dokter, membeli obat, dan melakukan pemeriksaan laboratorium lewat smartphone kapan saja dan di mana saja. Hal ini sejalan dengan tujuannya, yaitu simplifying healthcare.
Kesuksesan Halodoc saat ini tidak lepas dari peran Jonathan Sudharta. Nah, berikut ini profil Jonathan Sudharta selaku Founder sekaligus CEO Halodoc.
1. Jonathan lulusan perguruan tinggi Australia

Jonathan merupakan lulusan Marketing dan e-Commerce Curtin University, Australia. Jonathan juga lahir dari keluarga pemilik usaha di bidang farmasi bernama Mensa Group.
Uniknya, Jonathan pernah tidak tertarik melanjutkan usaha keluarganya di bidang farmasi tersebut. Dia baru tertarik dengan dunia medis setelah mengikuti rapat penting dalam Mensa Group.
Sebagai informasi, Mensa Group merupakan sebuah perusahaan yang berdiri pada April 1975. Mensa Group pada awalnya melakuka bisnis dengan memperdagangkan bahan baku industri farmasi yang kemudian berkembang ke ranah industri kosmetik, pangan, dan pakan ternak.
2. Jonathan Sudharta akhirnya bekerja di bidang kesehatan

Dalam program Real Talk with Uni Lubis yang tayang di YouTube IDN Times pada April 2023, Jonathan menceritakan latar belakangnya yang merupakan atlet hoki es.
Namun, pada saat bersamaan, Jonathan bekerja sebagai Sales Medical Representative di salah satu anak usaha Mensa Group pada 2003. Ketika menjalani pekerjaan tersebut, Jonathan memperoleh kurang lebih 4 ribu kontak dokter yang dapat dihubungi secara langsung.
Adapun karier Jonathan di perusahaan tersebut berjalan selama 14 tahun dan terakhir menjabat sebagai Managing Director Mensa Group.
3. Ide Halodoc berawal dari pertanyaan yang dititipkan dari pasien

Saat menjadi medical representative, banyak pasien yang menitipkan pertanyaan kepadanya untuk disampaikan ke dokter. Lalu, pertanyaan-pertanyaan tersebut Jonathan sampaikan ke dokter yang bersangkutan.
"Waktu itu saya berpikir, kenapa sih gak semua orang punya akses langsung ke dokter? Bagaimana seandainya ada platform yang bisa menghubungkan mereka? Itu ide dasarnya, yaitu sebagai penyambung," kata Jonathan dikutip Kamis (9/1/2025).
Tak lama kemudian, Jonathan menyampaikan ide tersebut kepada ayahnya. Pada saat itu, konsep telemedicine memang masih asing di telinga masyarakat. Ayahnya pun sempat ragu dengan idenya.
"Beliau nanya, emang ada orang yang mau teleponan sama dokter? Ini obat diantar, emang bisa? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya," kata Jonathan.
Meski begitu, Jonathan mengakui kalau ayahnya tidak mau membatasi mimpi yang dia punya. Jonathan bercerita, ayahnya berpesan untuk tidak menjalani mimpi membuat telemedicine itu tidak setengah-setengah, penuh totalitas, dan penuh komitmen.
4. Halodoc berdiri pada 2016

Ide dan cita-cita Jonathan itu akhirnya terwujud pada 2016 ketika dia secara resmi mendirikan Halodoc.
Sejak saat itu, Halodoc telah meningkatkan literasi kesehatan di Indonesia melalui Komunikasi, Edukasi, dan Informasi (KIE) layanan kesehatan yang mudah digunakan.
Ekosistem Halodoc yang terus berkembang menawarkan berbagai layanan kesehatan yang nyaman, termasuk Homecare untuk tes kesehatan perawatan di rumah dan My Insurance untuk akses lancar ke manfaat layanan rawat jalan non-tunai.
Selain itu, ada Chat with Doctor, layanan telekonsultasi dengan 20.000+ dokter dan tenaga kesehatan berlisensi. Kemudian ada juga Health Store, untuk akses pembelian obat-obatan, suplemen, dan berbagai produk kesehatan dari 4.900+ apotek mitra tepercaya.
5. Tentang program Semangat Awal Tahun 2025

IDN Times menggelar program “Semangat Awal Tahun 2025” sebagai forum untuk menjembatani pemahaman akan program unggulan pemerintah yang perlu diketahui secara luas oleh masyarakat, terutama kalangan millennial dan genZ.
Dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada Rabu dan Kamis (15-16) Januari 2025, bertempat di The Plaza, Amphitheatre di Lantai 3 Kantor Pusat IDN Times dan Menara Global, Jalan Jendral Gatot Subroto Kav 27, Jakarta 12950. Setiap sesi akan dihadiri 150-an peserta, future leaders, anak muda.
Penyelenggaraan program ini bersamaaan dengan sekitar 100 hari kerja Kabinet Merah Putih, sehingga diharapkan bisa menjadi forum informasi kepada publik, sebagaimana yang dipesankan oleh Presiden Prabowo Subianto kepada anggota kabinetnya dalam Hambalang Retreat, pentingnya komunikasi publik akan program pemerintah.
Program “Semangat Awal Tahun 2025” dilakukan dalam bentuk 8 (delapan) sesi talkshow yang menghadirkan pembicara sektor pemerintah, swasta dan publik/ akademisi. Delapan sesi tersebut: Navigasi Ekonomi Global 2025, Kemandirian Pangan Bukan Sebatas Angan, Investasi Berkelanjutan untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Masa Depan Industri Digital dan Kreatif, Energi Berkelanjutan untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Transformasi Kesehatan, Arah Baru Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, dan Kepemimpinan Muda dan Inovasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi.
Pada akhir kegiatan akan disampaikan award “Inspiring News Maker of The Year 2024” di berbagai bidang, serta “Climate Warrior Award” untuk 10 anak muda.