Singapura-Selandia Baru Fokus ke Perubahan Iklim dan Ekonomi Hijau

PM Jacinda Ardern kunjungi PM Lee Hsien Loong

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern melakukan lawatan resminya ke Singapura pada 18 - 20 April 2022. Kunjungannya tersebut disambut oleh Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong dan menjadi perjalanan resmi pertamanya ke luar negeri sejak awal pandemi COVID-19.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Singapura, kedua negara menegaskan kembali hubungan bilateral yang kuat, serta membahas kemajuan dari enhanced partnership (EP) antara Singapura dan Selandia Baru yang dibentuk pada 2019.

Jika sebelumnya EP hanya berfokus pada empat pilar, yakni (1) perdagangan dan ekonomi, (2) keamanan dan pertahanan, (3) ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi, dan (4) hubungan antar masyarakat, namun kini kedua negara akan membentuk pilar baru yang berfokus pada 'perubahan iklim dan ekonomi hijau'.

Baca Juga: Jokowi: Transisi Ekonomi Hijau Harus Dimanfaatkan dalam G20 dan B20

1. Pilar baru EP, perubahan iklim dan ekonomi hijau

Singapura-Selandia Baru Fokus ke Perubahan Iklim dan Ekonomi HijauPerdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong (kanan) saat menjamu Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern dalam kunjungan resminya pada 19 April 2022. (twitter.com/leehsienloong)

Nantinya pada pilar baru tersebut, kedua negara akan berkolaborasi pada inisiatif tentang teknologi transisi energi, pasar karbon, transportasi berkelanjutan, pengelolaan limbah sebagai permulaan, hingga penerbangan berkelanjutan. 

"Perusahaan Selandia Baru telah menyediakan berbagai solusi guna mendukung manajemen perubahan iklim dan ekonomi hijau," kata Jacinda Ardern dalam sebuah pernyataan yang dirilis di situs pemerintah Selandia Baru.

Kedua negara akan berkontribusi pada transisi ke ekonomi rendah karbon di tahun-tahun mendatang guna memenuhi komitmen pada Perjanjian Paris.

Selandia Baru dan Singapura juga menyepakati kerja sama yang lebih dalam pada pentingnya memperkuat ketahanan rantai pasokan untuk menghindari gangguan saat ini dan di masa depan, sebuah isu yang telah disorot karena gangguan di tengah ketidakpastian global selama pandemi COVID-19 dan konflik Ukraina.

Menurut kedua pemimpin, Selandia Baru adalah produsen penting produk makanan dan pertanian, sementara Singapura merupakan pusat transportasi dan logistik alami untuk bisnis Selandia Baru.

Baca Juga: China Lembek ke Rusia, Singapura: Kok Beda Prinsip dengan soal Taiwan?

2. Singapura-Wellington juga membahas ekonomi dan perdagangan regional

Singapura-Selandia Baru Fokus ke Perubahan Iklim dan Ekonomi HijauPerdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern disambut oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana (19/4/2022). (twitter.com/leehsienloong)

Singapura dan Selandia Baru juga menyambut baik dari perkembangan hubungan ekonomi yang lebih kuat dari implementasi Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) dan berlakunya baru-baru ini Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).

Selain itu, kedua negara juga meluncurkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Digital (DEPA) bersama dengan Chili yang telah ditandatangani sejak 12 Juni 2020 dan berlaku pada 2021 untuk memudahkan pelaku usaha melakukan aktivitas perdagangan secara digital.

Mereka berharap kerja sama tersebut dapat memajukan ekonomi digital global bersama-sama di tengah tantangan yang dihadapi negara-negara saat ini, baik itu ketidakpastian geopolitik, meningkatnya proteksionisme, dan perubahan iklim.

Baca Juga: Selandia Baru Kirim Rp49,4 M untuk Dukung Ukraina Lawan Rusia

3. Pembukaan kembali perbatasan Singapura-Selandia Baru, imbas pandemi COVID-19

Singapura-Selandia Baru Fokus ke Perubahan Iklim dan Ekonomi HijauPerdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (kiri) saat mengadakan Konferensi Pers Bersama dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada 19 April 2022. (instagram.com/Jacinda Ardern)

Kedua pemimpin menyambut baik dibukanya kembali perbatasan Singapura dan Selandia Baru guna memulihkan kembali hubungan antar manusia dan bisnis kedua negara dan dengan seluruh dunia. Juga, langkah tersebut menjadi upaya penting menuju hidup dengan COVID-19.

Seperti yang diketahui, Singapura menerapkan Kerangka Perjalanan Bervaksinasi yang dimulai pada 1 April 2022, dan Selandia Baru membuka kembali perbatasannya ke negara-negara bebas visa, termasuk Singapura, yang akan dimulai pada 1 Mei 2022.

"Setelah dua tahun yang sulit dengan perbatasan kami ditutup untuk melindungi orang-orang kami, sekarang saatnya untuk menunjukkan bahwa Selandia Baru terbuka untuk bisnis, pelajar, dan pengunjung," kata Ardern, dikutip dari laman resmi Pemerintah Selandia Baru.

Selain itu, kedua negara membuat skema liburan kerja bilateral, yang memungkinkan kaum muda Singapura dan Selandia Baru untuk bepergian dan bekerja di masing-masing negara.

4. Singapura-Selandia Baru mengecam invasi Rusia ke Ukraina

Singapura-Selandia Baru Fokus ke Perubahan Iklim dan Ekonomi HijauPerdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern saat bertemu dengan Presiden Singapura, Halimah Yacob (kanan) pada 19 April 2022. (instagram.com/Jacinda Ardern)

PM Lee dan Ardern juga bertukar pandang tentang isu-isu internasional. Mereka sepakat tentang pentingnya hukum internasional dan prinsip-prinsip yang diabadikan dalam Piagam PBB. Terkait hal tersebut, kedua pemimpin mengecam keras invasi Moskow ke Ukraina dan menuntut penarikan segera pasukan Rusia. 

"Tindakan Rusia merupakan pelanggaran mencolok terhadap prinsip-prinsip dasar hukum internasional dan berisiko menimbulkan ketidakstabilan global dalam jangka panjang," kata PM Lee dan Ardern dalam pernyataan bersama.

"Semua pihak harus melindungi warga sipil dan menghormati hak asasi manusia, serta memfasilitasi bantuan kemanusiaan tanpa hambatan kepada mereka yang membutuhkan di Ukraina," mereka menambahkan.

5. Singapura menamai anggrek hibrida barunya, Dendrobium Jacinda Ardern   

Singapura-Selandia Baru Fokus ke Perubahan Iklim dan Ekonomi HijauSingapura memberi penghormatan pada PM Selandia Baru dengan menamai anggrek hibrida barunya dengan nama, Dendrobium Jacinda Ardern (19/4/2022). (twitter.com/leehsienloong)

Selama kunjungan resminya yang berlangsung selama tiga hari, Ardern tidak hanya bertemu dengan PM Lee Hsien Loong, tetapi juga Presiden Singapura, Halimah Yacob.

Pada lawatannya ini, Ardern didampingi oleh Menteri Perdagangan dan Pertumbuhan Ekonomi Selandia Baru, Damien O'Connor dan delegasi pemimpin bisnis.

Singapura memberi penghormatan pada PM Selandia Baru dengan menamai anggrek hibrida barunya dengan nama, Dendrobium Jacinda Ardern. Seperti yang dilansir AP News, Singapura sering memberi nama anggreknya setelah kunjungan politisi dan pejabat tinggi, serta selebritas dan tamu penting.

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya