Apa Itu Social Commerce yang Jadi Teror Buat UMKM?

Social commerce gabungan media sosial dan e-commerce

Jakarta, IDN Times - Social commerce telah menjadi fenomena yang banyak dibicarakan publik. Apa itu social commerce dapat diartikan sebagai media sosial yang juga berperan sebagai tempat jual beli layaknya e-commerce.

Media sosial seperti Facebook, Instagram, dan TikTok, kini juga berperan sebagai socio commerce. Namun, dari ketiga media sosial tersebut, TikTok yang paling banyak mendapatkan sorotan.

Selain sebagai media sosial, TikTok juga digunakan para penggunanya sebagai lapak berjualan produk baik melalui fitur live maupun keranjang kuning alias TikTok Shop.

Kehadiran TikTok sebagai socio commerce lantas dianggap menjadi ancaman terutama buat usaha mikro kecil menengah (UMKM). Ancaman itu muncul karena banyak barang yang dijual di TikTok harganya terlalu murah sehingga membuat masyarakat beralih ke platform tersebut.

Selain itu, barang yang dijual juga merupakan hasil impor dengan harga jauh di bawah pasaran. Itu yang kemudian menimbulkan ancaman buat UMKM.

Untuk lebih mengetahui lebih lengkap mengenai apa itu social commerce, simak penjelasannya berikut ini ya!

1. Apa itu social commerce?

Apa Itu Social Commerce yang Jadi Teror Buat UMKM?ilustrasi TikTok (IDN Times/Arief Rahmat)

Mengutip startups.co.uk, social commerce menggunakan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan TikTok, untuk memasarkan dan menjual produk atau barang.

Itu berarti konsumen atau pengguna bisa melakukan pembelian sesuatu tanpa harus meninggalkan aplikasi media sosial yang mereka pakai.

Dari sudut pandang konsumen, social commerce sangatlah nyaman dan interaktif. Mereka dapat menemukan berbagai macam jenama, meneliti produk, berinteraksi dengan penjual, dan juga membayar di platform yang sama.

Popularitas media sosial yang kian menanjak semakin menjadikan social commerce laiknya tambang emas pemasaran. Statistik menunjukkan, rata-rata pengguna atau konsumen menghabiskan 15 persen hidupnya dalam sehari di platform media sosial.

Jika sebagian dari waktu tersebut diinvestasikan untuk menemukan dan meneliti jenama, produk, atau jualan milikmu maka kamu punya peluang bagus mendapatkan penjualan dari social commerce.

Baca Juga: Deretan Fakta TikTok, Awal Mula Larangan E-Commerce Gabung Medsos

2. Apa bedanya social commerce dengan e-commerce?

Apa Itu Social Commerce yang Jadi Teror Buat UMKM?Tokopedia meluncurkan fitur baru Kelola Tagihan yang membuat pembayaran tagihan lebih praktis. (dok. Tokopedia)

Pada dasarnya, dua hal tersebut, social commerce dan ecommerce tidak terlalu berbeda. Social commerce sendiri merupakan bagian dari e-commerce.

Dengan kata lain, e-commerce mengambil pasarnya di situs web atau aplikasi seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan lainnya yang dapat diakses konsumen dari perangkat apapun selagi memiliki koneksi internet.

Di sisi lain, social commerce menjadikan setiap tahap perjalanan pelanggan atau konsumen e-commerce berlangsung secara eksklusif di aplikasi media sosial. Itu juga berarti pelanggan atau konsumen kemungkinan besar menjalani seluruh proses di ponsel pintar.

Perbedaan tersebut berarti social commerce memiliki hambatan masuk atau penggunaan lebih rendah dan mudah dipakai. Sebagai sebuah bisnis, kamu tidak perlu membuat situs web sendiri dan cukup menggunakan akun media sosial yang dijalankan bersamaan dengan toko di media sosial.

3. Bagaimana perbedaan social commerce dan social selling?

Apa Itu Social Commerce yang Jadi Teror Buat UMKM?Ilustrasi Instagram (IDN Times/Aditya Pratama)

Bertentangan dengan istilahnya, social selling nyatanya tidak melibatkan penjualan sama sekali. Istilah social selling digunakan untuk menggambarkan penggunaan media sosial sebagai medium penyampaian kisah menarik tentang produkmu ke pelanggan.

Selain itu juga, meyakinkan konsumen produk atau jenam milikmu lebih baik dari kompetitor dan paling penting adalah menciptakan kesadaran kepada konsumen tentang bisnis yang kamu jalankan.

Kamu bisa menganggap social selling sebagai langkah pemasaran pertama guna menarik seseorang mengklik tombol 'Beli.'

Sementara itu, perdagangan sosial melibatkan penjualan barang dan jasa. Ada target audiens berupa orang-orang yang memang sudah tertarik dengan barang atau jasa milikmu.

Maka dari itu, social commerce merupakan proses yang terjadi sedikit lebih jauh dalam saluran penjualan. Kamu berhubungan dengan orang-orang yang memang sudah siap melakukan pembelian.

Oleh sebab itu, social commerce adalah tentang menciptakan kesadaran konsumen atas produkmu dan kemudian menghasilkan penjualan.

Demikian penjelasan mengenai apa itu social commerce, semoga bermanfaat!

Baca Juga: Begini Pilihan Belanja Konsumen E-Commerce versi Riset Populix

Topik:

  • Satria Permana
  • Mohamad Aria

Berita Terkini Lainnya