Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi pada Q4 2021 Tembus di atas 5 Persen

Pemulihan ekonomi terakselerasi lebih cepat

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati meyakini pertumbuhan ekonomi dalam negeri bisa menyentuh di atas lima persen pada kuartal-IV 2021. Sri Mulyani menyampaikan optimisme tersebut didasarkan pada akselerasi pemulihan ekonomi yang cukup kuat hingga akhir tahun ini.

"Untuk 2021, kita perkirakan pertumbuhan ekonomi ada di kisaran 3,5 hingga 4 persen di mana pada kuartal empat pertumbuhan (ekonomi) diprediksi akan di atas lima persen," ucap dia, dalam Konferensi Pers APBN Kita edisi November, Selasa (21/12/2021).

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi RI di Masa Pandemik Lebih Cepat dari Krisis 98

1. Aktivitas konsumsi tunjukkan pemulihan

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi pada Q4 2021 Tembus di atas 5 PersenIlustrasi Kenaikan (IDN Times/Arief Rahmat)

Laju pertumbuhan ekonomi kuartal-IV 2021 yang diperkirakan berada di atas lima persen didukung oleh beberapa hal. Di antaranya adalah menguatnya aktivitas konsumsi dan investasi serta tingginya ekspor seiring dengan terkendalinya pandemik COVID-19.

Pemulihan dari sisi konsumsi ditunjukkan dari Indeks Keyakinan Konsumen yang mengalami peningkatan menjadi 118,5 pada November 2021. Hal itu juga didukung oleh PMI Manufaktur yang masih ada dalam zona ekspansif, yakni sebesar 53,9.

"Konsumsi rumah tangga menguat, termasuk kategori transportasi dan leisure yang tertahan akibat varian delta pada kuartal tiga 2021," kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Menteri Investasi: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal-IV Bisa 5,5 Persen

2. Neraca perdagangan kembali mengalami surplus

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi pada Q4 2021 Tembus di atas 5 PersenIlustrasi neraca perdagangan. (IDN Times/Mardya Shakti)

Faktor lainnya yang membuat Sri Mulyani yakin pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal-IV 2021 bisa di atas lima persen adalah neraca perdagangan. Neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus pada November 2021 dan menjadikannya rekor 19 bulan beruntun. Adapun neraca perdagangan Indonesia pada November 2021 ada di angka 3,51 miliar dolar AS.

Hal tersebut didorong oleh menguatnya kinerja ekspor hingga akhir November kemarin. Kemenkeu mencatat bahwa ekspor pada November 2021 mencapai 22,84 miliar dolar AS dan angka tersebut tertinggi paling tidak sejak 2000.

"Ekspor meningkat tinggi 49,7 persen yoy, terutama didorong oleh ekspor non migas yang tumbuh 74,8 persen yoy. Kinerja ekspor juga didorong peningkatan permintaan sumber daya alam sebagai dampak dari krisis energi dunia dan kebutuhan musim dingin," tutur Sri Mulyani.

Baca Juga: Surplus Neraca Dagang RI Bakal Terganggu Gegara PPKM Darurat

3. Hal-hal yang diwaspadai Sri Mulyani

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi pada Q4 2021 Tembus di atas 5 Persenilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Kendati demikian, Sri Mulyani tetap mewaspadai sejumlah han yang diyakini mampu berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal-IV nanti. Varian baru COVID-19, Omicron menjadi hal pertama yang diwaspadai Sri Mulyani lantaran saat ini sudah terdeteksi di beberapa negara di dunia.

Bendahara negara tersebut juga mengaku mewaspadai sejumlah kebijakan moneter seperti percepatan tapering oleh The Fed, meningkatnya inflasi global, dan perlambatan ekonomi di China.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya