Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rincian 18 Proyek Hilirisasi Rp618 T yang Diserahkan ke Danantara

WhatsApp Image 2025-06-30 at 11.30.02.jpeg
Wisma Danantara Indonesia (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Intinya sih...
  • 18 proyek hilirisasi senilai Rp618,3 triliun disiapkan oleh Bahlil, termasuk industri smelter aluminium, DME batu bara, dan oleoresin pala.
  • Semua proyek telah melalui kajian mendalam oleh tim satgas dan akan dieksekusi oleh Danantara karena memiliki kapasitas pendanaan yang lebih kuat.
  • Rincian 18 proyek termasuk industri aspal Buton, stainless steel slab nikel, copper rod tembaga, besi baja pasir besi, dan lainnya di berbagai lokasi di Indonesia.

Jakarta, IDN Times - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata (Danantara) menerima dokumen prastudi kelayakan (pra-FS) senilai Rp618,3 triliun dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk ditindaklanjuti lebih lanjut.

Penyerahan ini merupakan langkah lanjutan dari serangkaian rapat terbatas yang telah digelar bersama Presiden Prabowo Subianto, setelah kajian lintas sektor terkait proyek tersebut mencapai titik kesepakatan.

"Begitu selesai kajian yang dilakukan oleh satgas ini kita akan menyerahkan untuk dieksekusi sebagian atau semuanya di Danantara," kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta, baru-baru ini.

1. Sebanyak 18 proyek hilirisasi disiapkan

Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)
Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)

Bahlil melaporkan Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi telah menyiapkan 18 proyek yang telah melalui tahap prastudi kelayakan. Nilai total investasi proyek tersebut mencapai 38,63 miliar dolar AS atau setara Rp618,3 triliun.

Proyek tersebut di luar ekosistem baterai kendaraan listrik yang juga tengah dipersiapkan pemerintah. Dia menjelaskan, dari 18 proyek tersebut, 8 di antaranya bergerak di sektor mineral dan batu bara, 2 proyek berkaitan dengan transisi energi.

"Dua proyek ketahanan energi, 3 proyek hilirisasi pertanian, serta 3 proyek hilirisasi kelautan dan perikanan," sebutnya.

2. Proyek telah melalui kajian mendalam

20250722_115955.jpg
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (22/7/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Menurut Bahlil, seluruh proyek telah melewati proses diskusi dan kajian mendalam oleh tim satgas, yang melibatkan berbagai pihak mulai dari akademisi, pelaku usaha, hingga pakar teknologi. Tim juga telah melakukan tinjauan lapangan sebagai bagian dari proses penyusunan pra-FS.

Meskipun dokumen tersebut belum sepenuhnya sempurna, proses penyempurnaan selanjutnya akan dilaksanakan oleh Danantara. Hal itu karena lembaga tersebut memiliki kapasitas pendanaan yang lebih kuat dibanding satgas, yang selama ini terbatas secara anggaran.

"Saya yakin dan percaya bahwa danantara di bawah pimpinan Pak Rosan (Roeslani) akan semakin paten dan semakin bagus untuk mengeksekusi ini," ujarnya.

3. Rincian 18 proyek yang diserahkan ke Danantara

20250722_114836(2).jpg
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyerahkan dokumen prastudi kelayakan proyek hilirisasi kepada Danantara pada Selasa (22/7/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Berikut rincian proyeknya:

  1. Industri Smelter Aluminium (Bauksit) – Mempawah, Kalimantan Barat – Rp60 triliun

  2. Industri DME (Batu Bara) 6 Lokasi – Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, Banyuasin – Rp164 triliun

  3. Industri Aspal (Aspal Buton) – Buton, Sulawesi Tenggara – Rp1,49 triliun

  4. Industri Mangan Sulfat (Mangan) – Kupang, NTT – Rp3,05 triliun

  5. Industri Stainless Steel Slab (Nikel) – Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah – Rp38,4 triliun

  6. Industri Copper Rod, Wire & Tube (Katoda Tembaga) – Gresik, Jawa Timur – Rp19,2 triliun

  7. Industri Besi Baja (Pasir Besi) – Kabupaten Sarmi, Papua – Rp19 triliun

  8. Industri Chemical Grade Alumina (Bauksit) – Kendawangan, Kalimantan Barat – Rp17,3 triliun

  9. Industri Oleoresin (Pala) – Kabupaten Fakfak, Papua Barat – Rp1,8 triliun

  10. Industri Oleofood (Kelapa Sawit) – KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan Timur (MBTK) – Rp3 triliun

  11. Industri Nata de Coco, Medium-Chain Triglycerides (MCT), Coconut Flour, Activated Carbon (Kelapa) – KI Tenayan, Riau – Rp2,3 triliun

  12. Industri Chlor Alkali Plant (Garam) – Aceh, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sumsel (2), Riau, Banten (2), NTT (2) – Rp16 triliun

  13. Industri Fillet Tilapia (Ikan Tilapia) – Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur – Rp1 triliun

  14. Industri Carrageenan (Rumput Laut) – Kupang, NTT – Rp212 miliar

  15. Oil Refinery – Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Dongala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, Fakfak – Rp160 triliun

  16. 16. Oil Storage Tanks – Rp72 triliun

  17. 17. Modul Surya Terintegrasi (Bauksit & Silika) – KI Batang, Jawa Tengah – Rp24 triliun

  18. 18. Industri Bioavtur (Used Cooking Oil) – KBN Marunda, KI Cikarang, KI Karawang – Rp16 triliun

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Jumawan Syahrudin
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us