Rupiah Melemah Dihantam Sentimen dari AS dan China

- Pasar cermati rumor bos The Fed dan inflasi AS
- Tarif Trump dan ekonomi China jadi sentimen negatif
- Rupiah diproyeksikan bergerak di kisaran Rp16.200-16.300
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah dalam pembukaan perdagangan Selasa (15/7/2025). Rupiah dibuka di level Rp16.272 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, posisi rupiah mengalami pelemahan sebesar 22 poin atau 0,14 persen, lebih tinggi dibanding penutupan sebelumnya di Rp16.250.
1. Pasar cermati rumor bos The Fed dan inflasi AS
Pengamat pasar uang, Lukman Leong memperkirakan rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS. Penguatan dolar didorong oleh rumor pengunduran diri Gubernur The Fed Jerome Powell.
"Rupiah diperkirakan berpotensi melemah terhadap dolar AS yang menguat oleh antisipasi dari rumor pengunduran diri Powell," ujarnya.
Penguatan mata uang Negara Paman Sam juga dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap rilis data inflasi Amerika Serikat yang dijadwalkan malam ini.
2. Tarif Trump dan ekonomi China jadi sentimen negatif
Sementara itu, pengamat pasar uang, Ariston Tjendra menilai penguatan dolar AS juga terlihat dari kenaikan indeks dolar yang menembus area 98, setelah sebelumnya berada di kisaran 97. Dia menilai sentimen negatif terhadap rupiah masih berasal dari kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump.
"Pasar juga menunggu data PDB China yang diekspektasikan lebih buruk dari sebelumnya. Pelemahan ekonomi China juga menjadi sentimen negatif untuk aset berisiko seperti rupiah," katanya.
3. Rupiah diproyeksikan bergerak di kisaran Rp16.200-16.300
Untuk perdagangan hari ini, Ariston memproyeksikan rupiah berpotensi melemah ke arah Rp16.300 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp16.200.
Proyeksi serupa disampaikan Lukman, yang memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp16.200 hingga Rp16.300 per dolar AS.