Rupiah Menguat Tipis Meski Tekanan Tarif AS Meningkat

- Donald Trump mengumumkan tarif baru terhadap Korea Selatan dan JepangPasar global mencermati batas waktu 9 Juli untuk pengumuman tarif baru yang bisa mencapai 70 persenPermintaan greenback meningkat di tengah kekhawatiran akan inflasi bagi ekonomi AS
- Trump tetap akan memberlakukan tarif 32 persen terhadap produk Indonesia mulai 1 AgustusKetidakpastian pasar muncul akibat keputusan tersebut
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan Selasa (8/7/2025) sore.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp16.205,5 per dolar AS, menguat 34 poin atau 0,21 persen dibanding penutupan sebelumnya di Rp16.239,5 per dolar AS.
1. Risiko perang dagang bayangi pasar
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menilai sentimen pasar memburuk setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif perdagangan baru terhadap sejumlah negara Asia.
Trump menyampaikan mulai 1 Agustus, produk dari Korea Selatan dan Jepang akan dikenakan tarif sebesar 25 persen. Dia menuding kedua negara melakukan praktik perdagangan yang tidak adil dan memperingatkan dampak jika ada tarif balasan.
Pasar global kini mencermati batas waktu 9 Juli, saat AS dijadwalkan memberi tahu mitra dagangnya mengenai tarif baru yang disebut-sebut bisa mencapai 70 persen dan menyasar lebih dari 100 negara.
Trump juga menerbitkan surat tambahan yang memuat rencana tarif tinggi terhadap beberapa negara Asia dan Afrika, termasuk 32 persen pada Indonesia, 30 persen pada Afrika Selatan, dan hingga 36 persen pada Thailand.
"Ancaman tarif Trump juga memacu beberapa permintaan untuk greenback (dolar AS) di tengah kekhawatiran bahwa pungutan tersebut akan bersifat inflasi bagi ekonomi AS," paparnya.
2. Tarif 32 persen ancam stabilitas ekonomi RI
Ibrahim menambahkan, Trump tetap akan memberlakukan tarif 32 persen terhadap produk dari Indonesia mulai 1 Agustus. Meski diberi tambahan waktu tiga pekan untuk negosiasi, pengumuman itu disebut memunculkan ketidakpastian pasar.
"Keputusan Trump tersebut dipandang banyak pihak menimbulkan ketidakpastian pasar," jelasnya.
Kebijakan tarif dinilai bukan semata langkah ekonomi, melainkan juga bagian dari strategi geopolitik. Hal itu diperkirakan dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 0,3 hingga 0,5 persen.
Sektor padat karya seperti tekstil dan alas kaki menjadi yang paling rentan terkena imbas, terutama dalam bentuk pemutusan hubungan kerja (PHK).
Meskipun demikian, posisi ekonomi Indonesia masih tergolong kuat. Proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional untuk 2025 direvisi menjadi 4,7-5 persen, tetap lebih tinggi dibanding proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,3 persen.
3. Rupiah berpotensi melemah terbatas pada Rabu
Dalam penutupan perdagangan sore ini, rupiah sempat tertekan hingga melemah 40 poin, namun berbalik menguat dan ditutup di level Rp16.205 per dolar AS.
Ibrahim memperkirakan pada perdagangan Rabu (9/7/2025), rupiah masih akan bergerak fluktuatif dan cenderung ditutup melemah di kisaran Rp16.200 hingga Rp16.250.