Sah! BTN Resmi Lepas UUS Jadi Bank Syariah Nasional

Jakarta, IDN Times — Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN resmi menyetujui pemisahan (spin-off) Unit Usaha Syariah (UUS) BTN kepada PT Bank Syariah Nasional (BSN). Dengan persetujuan tersebut, seluruh hak dan kewajiban UUS BTN dialihkan kepada BSN. Keputusan ini menjadikan BSN sebagai calon bank syariah terbesar kedua di Indonesia, dengan total aset yang diperkirakan menembus Rp70 triliun.
“Ini merupakan tahapan terakhir dalam proses spin-off syariah. BTN akan kehilangan aset UUS sehingga menjadi bank only, sementara aset BSN akan bertambah sebesar nilai yang kami alihkan. Secara konsolidasi nilainya sama, namun kini BSN menjadi entitas mandiri yang memiliki kewenangan penuh dalam pengelolaan korporasinya,” ujar Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BTN, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2025).
1. Nilai aset UUS BTN telah penuhi batas maksium dari aturan OJK

Spin-off ini dilakukan setelah BTN merampungkan akuisisi terhadap Bank Victoria Syariah, yang kemudian resmi berganti nama menjadi Bank Syariah Nasional. Dengan penggabungan tersebut, nilai aset UUS BTN telah memenuhi batas minimum sebagaimana diatur dalam Pasal 59 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12 Tahun 2023 sejak kuartal IV 2023.
Berdasarkan laporan keuangan BTN tahun buku 2023 yang dipublikasikan pada kuartal I 2024, UUS BTN memiliki total aset sebesar Rp54,3 triliun.
“Setelah pemisahan ini, seluruh aset dan kewajiban UUS BTN ditransfer ke Bank Syariah Nasional, yang sebelumnya merupakan Bank Victoria Syariah. Ini menjadi langkah akhir dari keseluruhan proses spin-off,” lanjut Nixon.
2. Cara BTN jaga rasio kecukupan modal

Terkait dampak spin-off terhadap rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR), Nixon menegaskan BTN telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menjaga posisi permodalan tetap kuat. Salah satunya adalah rencana penambahan modal ke BSN sebesar kurang lebih Rp6 triliun yang diharapkan dapat memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas ekspansi bank syariah tersebut.
Pada saat yang sama, BTN akan mengalami penyesuaian CAR karena sebagian alokasi permodalan dialihkan ke BSN. Kondisi ini menyebabkan CAR BTN sedikit menurun. Namun, BTN akan menyeimbangkan dampak tersebut melalui penerbitan instrumen Tier 2 Capital, baik dalam bentuk obligasi maupun pinjaman.
“Kami berharap seluruh proses ini efektif sebelum akhir tahun 2025, sehingga CAR tetap bisa dijaga pada kisaran 17–18 persen. Semua rasio keuangan juga sudah kami hitung, dan meskipun UUS dikeluarkan, seluruh indikator masih berada dalam rentang yang wajar,” tegas Nixon.
3. Spin Off sejalan dengan RP3SI 2023-2027

Agenda spin-off ini sejalan dengan arah Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah (RP3SI) 2023–2027 yang mendorong konsolidasi Unit Usaha Syariah (UUS). Kebijakan tersebut bertujuan memperluas akses layanan perbankan syariah sekaligus memperkuat dukungan pembiayaan bagi sektor UMK.
Dari sisi kinerja, UUS BTN menunjukkan pertumbuhan yang solid dalam lima tahun terakhir. Aset tumbuh 16,36 persen, pembiayaan meningkat 15,04 persen, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) melonjak 20,12 persen secara CAGR pada periode 2020–2024.
Kontribusi UUS terhadap total aset BTN juga turut meningkat, mencapai 12,90 persen pada 2024. Jaringan layanan syariahnya kini telah tersebar di ratusan titik di berbagai daerah.
Infrastruktur teknologi UUS dinilai siap untuk berdiri secara mandiri karena sebagian besar sistem telah dipisahkan dari induk. Sumber daya manusia khusus syariah pun dinilai cukup kuat untuk menopang operasional setelah proses spin-off.
















