Saham Tesla Melejit usai Robotaxi Diluncurkan di Austin

Intinya sih...
Tesla meluncurkan armada robotaxi otonom pertama di Austin, Texas
Uji coba robotaxi tanpa pengemudi dimulai dengan tarif tetap 4,20 dolar AS di pusat kota Austin
Tesla berencana beralih dari penjualan mobil ke ride-hailing, otonom skala besar
Jakarta, IDN Times – Saham Tesla melonjak hampir 10 persen pada Senin (23/6/2025) setelah perusahaan resmi meluncurkan armada robotaxi otonom pertama di Austin, Texas. Saham Tesla diperdagangkan mendekati 354,29 dolar Amerika Serikat (AS), naik dari penutupan sebelumnya di 322,16 dolar AS. Peluncuran ini dinilai sebagai langkah besar Tesla menuju jaringan jasa pemanggilan kendaraan, ride-hailing, tanpa pengemudi.
Dilansir dari Economic Times, lonjakan harga saham itu juga diikuti lonjakan volume perdagangan, dengan lebih dari 103 juta saham berpindah tangan dalam waktu singkat. Investor berbondong-bondong masuk karena melihat potensi jangka panjang dari proyek ride-hailing otonom Tesla.
1. Tesla mulai uji coba robotaxi tanpa pengemudi di Austin
Sekitar 10 hingga 20 unit robotaxi mulai menawarkan layanan tumpangan dengan tarif tetap 4,20 dolar AS di pusat kota Austin. Kendaraan ini sepenuhnya otonom tanpa pengemudi keselamatan di dalam, dan hanya bisa dipanggil melalui aplikasi Tesla. Uji coba ini masih berskala terbatas.
Dilansir dari Tech Crunch, Tesla sebelumnya mengirimkan undangan akses awal kepada pelanggan terverifikasi untuk mengunduh aplikasi robotaxi baru pada Minggu (22/6/2025). Layanan ini beroperasi setiap hari mulai pukul 6 pagi hingga tengah malam, namun bisa dihentikan jika cuaca buruk. Hal itu dikonfirmasi dalam halaman informasi robotaxi yang dirilis Tesla di situs resminya.
Penulis buku Ludicrous: The Unvarnished Story of Tesla Motors, Ed Niedermeyer, juga menemukan depot sederhana robotaxi Tesla di dekat Jalan Oltorf, Austin Selatan. Ia sempat melihat beberapa Model Y keluar-masuk lokasi itu sehari sebelum peluncuran, meski saat itu masih dikendalikan oleh karyawan Tesla.
2. Teknologi otonom Tesla tanpa lidar picu kekhawatiran
Berbeda dari pesaing seperti Waymo atau Cruise, Tesla tidak memakai sensor lidar atau pemantauan jarak jauh untuk robotaxi-nya. Mobil-mobil ini hanya mengandalkan perangkat lunak Full Self-Driving berbasis kamera, tanpa pengawasan langsung selama perjalanan. Strategi ini selaras dengan pendekatan software-first Tesla, namun tetap menimbulkan kekhawatiran terkait keselamatan.
Model yang digunakan bukan kendaraan futuristik Cybercabs yang sempat diperkenalkan Tesla pada Oktober 2024. Tesla memakai Model Y 2025 yang dilengkapi perangkat lunak Full Self-Driving versi terbaru tanpa pengawasan, seperti disampaikan CEO Tesla, Elon Musk. Kamera dalam kabin juga tidak diaktifkan secara default selama perjalanan.
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika Serikat (NHTSA) kini meninjau operasional robotaxi Tesla di Austin. Selain itu, Texas juga akan memberlakukan regulasi baru terkait izin layanan kendaraan otonom mulai September mendatang.
3. Target besar Tesla ubah bisnis mobil jadi ride-hailing
Jika uji coba sukses, Tesla berencana beralih dari penjualan mobil ke ride-hailing, otonom skala besar. Musk bahkan menargetkan ratusan ribu robotaxi beroperasi pada 2026, termasuk membuka peluang bagi pemilik mobil Tesla untuk menyewakan kendaraan mereka ke jaringan tersebut.
Analis Wedbush, Dan Ives, yang sudah mencoba layanan ini, menyebut peluncuran tersebut sebagai momen bersejarah. Ia tetap mematok target harga saham Tesla di angka bullish 500 dolar AS. Sebaliknya, analis UBS Joseph Spak tetap skeptis, hanya menaikkan target harga Tesla menjadi 215 dolar AS, dengan peringkat Jual, karena menurutnya euforia pasar sudah tercermin dalam harga saham saat ini.
Tesla mendorong pengguna akses awal untuk membagikan foto dan video pengalaman mereka. Namun, Tesla dapat mencabut akses robotaxi jika penumpang melanggar aturan, termasuk menyebarkan konten yang menunjukkan pelanggaran atau penyalahgunaan layanan.