Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sektor Digital Dinilai Jadi Kunci Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

20250812_101222.jpg
Board of Advisors Prasasti Burhanuddin Abdullah. (IDN Times/Trio Hamdani)
Intinya sih...
  • Hasil riset mencatat ekonomi digital berkontribusi Rp1.860 triliun atau 8,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
  • Research Director Prasasti Gundy Cahyadi mengungkap nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) ekonomi digital sebesar 4,3.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) menilai ekonomi digital memiliki peran strategis dalam membantu Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan pemerintah.

Penilaian tersebut disampaikan melalui laporan riset berjudul Mengoptimalkan Peran Ekonomi Digital dalam Mewujudkan Pertumbuhan Berkelanjutan 8 Persen di Indonesia.

"Ekonomi digital memiliki peran strategis dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan pemerintah," kata Board of Advisors Prasasti Burhanuddin Abdullah di Kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (12/8/2025).

1. Ekonomi digital sumbang Rp1.860 triliun ke PDB

20250812_101205.jpg
Board of Advisors Prasasti Burhanuddin Abdullah. (IDN Times/Trio Hamdani)

Hasil riset mencatat ekonomi digital berkontribusi Rp1.860 triliun atau 8,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Setiap kenaikan satu unit nilai tambah dari sektor digital disebut mendorong peningkatan total output ke seluruh sektor lain sebesar 1,89 unit.

Prasasti menyebut, perkembangan ekonomi digital dapat dirasakan langsung oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk konsumen, pedagang, pelaku UMKM, dan pekerja informal.

“Industri digital nasional memberikan peluang lebih besar kepada talenta teknologi Indonesia untuk mendapatkan kesempatan kerja dan belajar sesuai bidangnya," sebut Burhanuddin.

2. Momentum digital untuk pertumbuhan inklusif

20250812_101630.jpg
Policy and Program Director Prasasti Piter Abdullah (kiri). (IDN Times/Trio Hamdani)

Policy and Program Director Prasasti Piter Abdullah menilai Indonesia perlu memanfaatkan momentum digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif di tengah tekanan perlambatan ekonomi global, transisi energi, dan pergeseran rantai pasok.

“Dengan tekanan perlambatan ekonomi global, transisi energi, dan pergeseran rantai pasok, Indonesia membutuhkan mesin pertumbuhan yang lebih efisien. Ekonomi digital menawarkan jawaban konkret,” katanya.

Dengan proyeksi kontribusi 220-360 miliar dolar AS pada 2030 dan porsi 40 persen dari total nilai ekonomi digital ASEAN, sektor tersebut dinilai memiliki potensi besar meningkatkan produktivitas nasional.

“Ekonomi digital tidak hanya menciptakan peluang kerja dan inovasi, tapi juga berperan sebagai enabler untuk mencapai target pertumbuhan 8 persen,” ujarnya.

3. ICOR ekonomi digital lebih efisien

20250812_101622.jpg
Research Director Prasasti Gundy Cahyadi (kanan). (IDN Times/Trio Hamdani)

Research Director Prasasti Gundy Cahyadi mengungkap nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) ekonomi digital sebesar 4,3. Angka ini lebih efisien dibanding rata-rata ICOR 17 sektor ekonomi nasional yang berada di level 10,6.

"Artinya, setiap rupiah investasi di ekonomi digital mampu menghasilkan dua kali lipat output dibanding sektor konvensional," sebutnya.

Riset juga memetakan 17 sektor terdigitalisasi menggunakan metodologi OECD-ADB dan menyoroti GoTo sebagai studi kasus. Pada 2024, ekosistem GoTo disebut menciptakan nilai ekonomi Rp480,7 triliun, menyerap 2,03 juta tenaga kerja, serta menurunkan angka kemiskinan hingga 0,45 poin persentase.

"ICOR ekosistem digital GoTo tercatat sebesar 2,3, atau sekitar 87 persen lebih efisien dibanding rata-rata ICOR ekonomi digital yang mencapai 4,3,” jelas Gundy.

Prasasti menilai, kontribusi perusahaan teknologi lokal seperti GoTo berdampak nyata pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan perluasan inklusi keuangan bagi UMKM serta pekerja informal.

Dukungan kebijakan dan insentif dari pemerintah untuk memperkuat industri digital lokal disebut penting guna pemerataan dan pertumbuhan berkelanjutan.

“Pemerintah dapat mendorong kebijakan pengembangan infrastruktur digital. Termasuk di antaranya fiberisasi dan penyebaran 5G di luar Jawa, serta pemberian insentif riset dan pengembangan (R&D) untuk teknologi cloud dan artificial intelligence (AI),” ujar Gundy.

Kemudian, perluasan program pelatihan 1 juta talenta data dan AI setiap tahun, serta skema pembiayaan inklusif agar UMKM dan masyarakat lebih mudah mengadopsi teknologi digital.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us