Ditangguhkan 24 Tahun, China Akan Lanjutkan Impor Daging Sapi Jepang

- China mencabut larangan impor daging sapi Jepang, membuka jalan menuju normalisasi hubungan ekonomi antara kedua negara di tengah persaingan dengan Amerika Serikat.
- Impor daging sapi Jepang ditangguhkan selama 24 tahun akibat wabah Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) dan baru dilanjutkan setelah penandatanganan perjanjian kerja sama di bidang kesehatan hewan dan karantina.
- China menangguhkan impor daging sapi Jepang pada September 2001 setelah merebaknya wabah Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) di Jepang.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan bahwa China telah resmi menyelesaikan prosedur domestik yang diperlukan untuk melanjutkan kembali impor daging sapi dari negaranya ke China. Langkah tersebut membuka jalan bagi dimulainya kembali perjanjian impor setelah ditangguhkan selama 24 tahun.
Perkembangan ini terjadi setelah Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Liberal Jepang, Hiroshi Moriyama, dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng bertemu di Osaka pada Jumat (11/7/2025).
Moriyama menyampaikan keinginannya untuk mempercepat prosedur, guna membuka jalan bagi ekspor daging sapi wagyu ke China sesegera mungkin, dilansir Yomiuri Shimbun.
1. Normalisasi hubungan ekonomi Beijing-Tokyo
Kyodo News melaporkan, upaya terbaru ini menyusul pencabutan sebagian larangan impor makanan laut Jepang oleh China bulan lalu. Larangan itu diberlakukan pada 2023, setelah Jepang mulai membuang air limbah radioaktif yang telah diolah dari PLTN Fukushima Daiichi yang rusak ke laut.
Dimulainya kembali impor daging sapi, dipandang sebagai langkah signifikan menuju normalisasi hubungan ekonomi antara kedua negara. Ini terjadi di tengah persaingan Beijing dengan Amerika Serikat yang meningkat.
Produsen daging sapi Jepang sangat ingin memasuki kembali pasar China yang menguntungkan. Diharapkan, keputusan ini dapat meningkatkan ekspor perdagangan Jepang.
2. Larangan bermula dari wabah penyakit sapi gila di Jepang

Awal China menangguhkan impor daging sapi Jepang adalah pada September 2001. Ini menyusul merebaknya wabah Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) di Jepang. BSE umumnya dikenal sebagai penyakit sapi gila.
Pada November 2019, Tokyo-Beijing menandatangani perjanjian kerja sama di bidang kesehatan hewan dan karantina. Kesepakatan tersebut menetapkan kerja sama di bidang karantina dan hal-hal lain, guna memperkuat pengendalian penyakit hewan seperti, BSE hingga penyakit kaki dan mulut. Serta, mendorong perdagangan yang aman.
Meskipun perjanjian untuk melanjutkan impor telah ditandatangani, Beijing menunda penerapannya selama lebih dari 5 tahun.
3. Tindak lanjut dari pertemuan Ishiba dan Xi tahun lalu

Dalam pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping pada November lalu, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba telah meminta dimulainya kembali impor daging sapi. Pada Desember, menteri luar negeri kedua negara sepakat untuk melanjutkan perundingan mengenai impor.
Sejak tahun lalu, China telah meningkatkan upaya diversifikasi impor daging sapi. Pihaknya memberikan persetujuan kepada lebih banyak eksportir dari negara-negara, seperti Australia, Rusia, Brasil, dan Jerman untuk menjual daging sapi ke China.
Menurut data yang dirilis oleh Administrasi Umum Kepabeanan (GAC), China mengimpor 1 juta ton daging sapi dalam empat bulan pertama di tahun 2024. Angka tersebut naik 22 persen, dibandingkan tahun sebelumnya, dikutip dari Global Times.