Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Status Negara Berkembang Indonesia Dicabut Amerika, Ini 3 Kerugiannya

IDN Times/Panji Galih
IDN Times/Panji Galih

Jakarta, IDN Times - Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (AS) atau Office of the US Trade Representative (USTR) mencabut status Indonesia sebagai negara berkembang dan menggantinya menjadi negara maju dalam hal perdagangan internasional.

Meski menjadi negara maju terdengar bagus, Indonesia ternyata dirugikan dengan kebijakan AS ini. Ekonom  Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengatakan setidaknya ada 3 kerugian yang diderita Indonesia. Apa saja?

1. Kehilangan daya saing produk

IDN Times/Debbie Sutrisno
IDN Times/Debbie Sutrisno

Pertama, dengan menjadi negara berkembang, selama ini Indonesia menikmati fasilitas generalized system of preferences (GSP). Yakni fasilitas bea masuk yang rendah untuk ekspor tujuan AS. Dengan tidak adanya 'potongan' bea masuk tersebut, produk Indonesia dipastikan akan sulit bersaing di pasar internasional.

"Kalau Indonesia tidak masuk GSP lagi kita akan kehilangan daya saing pada ribuan jenis produk," kata Bhima saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (22/2).

2. Ekspor ke AS turun

Suasana Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto
Suasana Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Bhima mengkhawatirkan ekspor produk Indonesia, khususnya tekstil ke AS akan turun karena kebijakan ini.

"Ada total 3.572 produk indonesia yang dapat GSP. Cuma share ekspor tekstil apparel Indonesia ke AS lumyan besar," ucapnya.

3. Melebarkan defisit neraca perdagangan

Ilustrasi aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Ilustrasi aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Ketiga, dengan turunnya ekspor akan berpengaruh pada melebarnya defisit neraca perdagangan setelah sebelumnya pada Januari 2020 defisit mencapai US$864 juta.

"Tercatat dari Januari-November 2019 ada US$2,5 miliar nilai ekspor Indonesia dari pos tarif GSP," kata Bhima.

Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Umi Kalsum
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us