TCS India Waspadai Dampak Tarif AS pada Klien Ritel dan Travel

- Tarif AS ancam sektor ritel, travel, dan otomotif.
- Klien TCS di sektor-sektor tersebut rentan pemotongan biaya akibat ketidakpastian tarif impor AS.
- Sektor perbankan dan jasa keuangan TCS dinilai lebih tahan terhadap guncangan tarif, tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi perdagangan internasional.
Jakarta, IDN Times - Tata Consultancy Services (TCS), raksasa teknologi informasi India, mengungkapkan kekhawatiran atas dampak tarif impor Amerika Serikat (AS) terhadap klien mereka. Pernyataan ini disampaikan menyusul ketidakpastian perdagangan global yang dipicu oleh kebijakan tarif baru di AS.
CEO TCS, K Krithivasan, menyoroti bahwa sektor ritel, travel, dan otomotif paling rentan terhadap gejolak ini. Dalam wawancara dengan Reuters, ia memperingatkan bahwa ketidakpastian yang berkepanjangan dapat mendorong klien di sektor-sektor tersebut untuk melakukan pemotongan biaya demi menjaga stabilitas operasional.
1. Sektor rentan menghadapi tantangan
TCS, yang menghasilkan sekitar setengah pendapatannya dari Amerika Utara, melihat adanya tekanan besar pada klien di sektor ritel, travel, dan otomotif. Ketiga sektor ini bergantung pada rantai pasok global yang kini terancam oleh tarif AS, yang dapat meningkatkan biaya operasional dan mengurangi margin keuntungan.
“Klien kami di ritel, travel, dan otomotif lebih terpapar pada ketidakpastian tarif ini. Jika situasi ini berlarut-larut, mereka mungkin akan fokus pada optimalisasi biaya,” kata Krithivasan. Langkah ini, menurutnya, bisa termasuk pengurangan jumlah penyedia layanan untuk menekan pengeluaran.
2. Perbankan tetap stabil
Berbeda dengan sektor ritel dan travel, sektor perbankan dan jasa keuangan, yang menyumbang hampir sepertiga pendapatan TCS, dinilai lebih tahan terhadap guncangan tarif. Krithivasan menyebutkan bahwa sektor ini tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi perdagangan internasional, sehingga kinerjanya tetap kokoh.
“Perbankan dan jasa keuangan tetap menjadi pilar kuat bagi kami, tidak terdampak langsung oleh kebijakan tarif,” ujar Krithivasan, dikutip Channel News Asia.
Stabilitas ini menjadi penyeimbang bagi TCS di tengah ketidakpastian yang melanda sektor lain, memungkinkan perusahaan untuk tetap optimistis terhadap prospek jangka pendek.
3. Peluang di tengah konsolidasi
Meski menghadapi tantangan, TCS justru melihat peluang dari kecenderungan klien untuk mengkonsolidasikan penyedia layanan mereka. Ketika perusahaan berupaya menghemat biaya, mereka cenderung memilih mitra teknologi yang terpercaya seperti TCS, yang memiliki rekam jejak kuat dalam memberikan solusi efisien.
“Ketika klien fokus pada penghematan, mereka mengurangi jumlah penyedia layanan. TCS telah menjadi penerima manfaat dari konsolidasi ini sepanjang 2025,” ungkap Krithivasan. Strategi ini, menurutnya, memperkuat posisi TCS sebagai pemimpin pasar di industri IT India meski di tengah gejolak perdagangan global.