Indonesia Ajak ASEAN Tagih Insentif ke Amerika Serikat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Indonesia mengajak negara anggota ASEAN mengajukan insentif ke Amerika Serikat (AS). Insentif yang dimaksud adalah Inflation Reduction Act (IRA).
"Kita akan propose juga bagaimana negara-negara ASEAN ini bisa menikmati insentif dari pemerintah Amerika melalui program Inflation Reduction Act (IRA)," kata Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (5/9/2023).
1. Akan diajukan ke dalam Indo-Pacific Economic Framework
Mantan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) itu mengatakan insentif akan diajukan melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF). IPEF merupakan economic framework yang inklusif untuk mewujudkan Indo-Pasifik yang terbuka, bebas, aman dan berketahanan.
"Kita akan mengajukan ini melalui inisiatif mereka Indo-Pacific Economic Framework, itu yang akan kita masukan. Dan ini sudah kita bicarakan dengan negara-negara ASEAN lainnya dan mereka negara ASEAN lainnya akan membantu untuk menyuarakan yang sama," tuturnya.
Baca Juga: Kominfo Resmikan ASEAN Newsroom di KTT ASEAN 2023
2. Pembahasan diharapkan rampung November
Editor’s picks
Kebetulan ada sejumlah negara ASEAN yang masuk dalam Indo-Pacific Economic Framework, yakni Brunei, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam, dan Indonesia itu sendiri. Rencananya, pembahasan terkait insentif itu akan selesai pada November 2023.
"Kita menyuarakan ini salah satunya ke partner kita di AS dengan mengajukan nanti pada saatnya, karena nanti juga ada Vice President-nya dari AS dan besok juga akan ada sesi bersama-sama, baik dengan dengan Bapak Presiden maupun dengan sesi terbukanya," ujar Rosan.
3. IRA diluncurkan oleh Presiden AS Joe Biden
Pada 16 Agustus 2022, Presiden AS Joe Biden menandatangani Undang-undang Inflation Reduction Act untuk menjadi undang-undang, menandai tindakan paling signifikan yang diambil Kongres terkait energi bersih dan perubahan iklim dalam sejarah AS.
Dengan ditandatanganinya aturan tersebut, Joe Biden mendefinisikan kembali kepemimpinan Amerika dalam menghadapi ancaman eksistensial krisis iklim dan menetapkan era baru inovasi dan kecerdikan Amerika untuk menurunkan biaya konsumen dan mendorong ekonomi energi bersih global ke depan.
Baca Juga: Buka KTT ASEAN, Jokowi: Jangan Jadikan ASEAN Arena Rivalitas