Indonesia Tak Mau Disetir Negara Maju soal Penggunaan Plastik

Penanganan sampah plastik harus seimbang

Jakarta, IDN Times - Pemerintah menyatakan berkomitmen untuk mengatasi sampah plastik termasuk yang mencemari laut. Tapi, pemerintah tak mau Indonesia dan ASEAN didikte oleh negara maju terkait penggunaan plastik.

"Nah, kita sebagai negara ASEAN harus punya posisi juga gitu, dan harus kuat, kita jangan juga disetir negara maju 'jangan pakai plastik, jangan ini', segala macem atau apapun lah gitu, kita belum tau nih arahnya ke mana," kata Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko marves, Rofi Alhanif, dalam konferensi pers di Kemenko Marves, Jakarta, Senin (16/10/2023).

1. Harus ada keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan dalam mengatasi sampah plastik

Indonesia Tak Mau Disetir Negara Maju soal Penggunaan PlastikIlustrasi pertumbuhan ekonomi (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Indonesia berkomitmen mengatasi masalah sampah plastik. Tapi kebijakan yang diambil untuk itu sebisa mungkin tidak mengganggu industri dan ekonomi secara keseluruhan.

"Kan ini bagian dari ekonomi kita. Kalau banyak dibatasi, ya kita sulit juga berkembang industri dan segala macam," ujarnya.

Menurutnya, Indonesia dan negara lainnya di ASEAN sebagai negara berkembang tidak bisa disamakan dengan negara maju dalam menangani sampah plastik. Di negara maju, masyarakatnya sudah tertib, industrinya sudah mumpuni, dan kapasitas daur ulangnya juga besar.

Perjanjian Plastik Global atau Global Plastics Treaty yang sedang digodok oleh Majelis Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEA), diharapkan memberikan keseimbangan antara lingkungan dan ekonomi.

"Nah, tetapi kita juga perlu mengantisipasi perjanjian global ini supaya ada balance itu antara kepentingan kita nasional untuk pembangunan ekonomi dan juga lingkungan," tuturnya.

"Nah, ini memang tidak mudah nanti mencari formulasinya. Tetapi pasti kita akan sampai ke sana, di mana concern kita sebagai negara, sebagai pemerintah juga melihat punya concern soal ekonomi, lingkungan, dan seterusnya," sambung Rofi.

Baca Juga: Luhut Mau Indonesia Pimpin Penanganan Sampah Plastik ASEAN

2. Industri dalam negeri sudah ambil aksi penanganan sampah plastik

Indonesia Tak Mau Disetir Negara Maju soal Penggunaan PlastikIlustrasi industri. (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia mengatakan, Indonesia memang belum bisa menyelesaikan seluruh persoalan sampah plastik yang mencemari laut. Tetapi Indonesia sudah menyampaikan komitmen dan sudah membuktikan bisa bekerja untuk mengatasi itu.

Pemerintah pun sudah meminta industri agar menghemat penggunaan plastik. Banyak juga yang sudah berinovasi untuk mengurangi penggunaan plastik. Fasilitas daur ulang juga sudah ditingkatkan.

"Sekarang sudah banyak industri yang menggunakan produk daur ulang dari plastiknya menjadi plastik lagi, botol ke botol sudah banyak, atau dari plastik menjadi barang yang lain, dan seterusnya. Itu sudah kita banyak dorong, kebijakan juga sudah ada," tutur Rofi.

3. ASEAN ingin punya posisi kuat atas kesepakatan plastik global

Indonesia Tak Mau Disetir Negara Maju soal Penggunaan PlastikIlustrasi sampah di Laut Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Seiring adanya resolusi The International Legally Binding Instrument (ILBI) yang dikeluarkan oleh UNEA, saat ini sedang berproses negosiasi antarnegara hingga 2024. Targetnya, tahun depan dapat dikeluarkan kesepakatan terkait Perjanjian Plastik Global atau Global Plastics Treaty.

"Perdebatan masih panjang tetapi ini menjadi perhatian kita juga. Karena ini kita sebagai negara kepulauan merasakan dampak polusi plastik itu di perairan kita, bahkan di lingkungan secara umum," sebutnya.

Dalam ACCPP, Indonesia ingin melihat bagaimana persepsi negara-negara ASEAN terhadap adanya Global Plastics Treaty yang sedang disiapkan.

Indonesia berharap ada kesamaan pandangan antarnegara negara-negara ASEAN terhadap isu tersebut dan mempunyai langkah-langkah yang sinergis untuk mengatasinya.

"Dan syukur-syukur nanti ini bisa menjadi posisi yang kuat gitu secara regional pada saat negosiasi di tingkat global untuk hadirnya Plastics Treaty ini," tambah Rofi.

Baca Juga: Dosen Unpad Buat Plastik Mudah Terurai dari Limbah Cangkang Udang

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya