Investasi Asing di ASEAN Hanya Dinikmati 1 Persen Penduduk
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa besarnya investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) yang mengalir di kawasan Asia Tenggara hanya dinikmati oleh 1 persen penduduk.
Padahal, ASEAN menjadi kawasan yang menerima investasi asing terbesar kedua di dunia pada 2022. Tercatat, FDI di Asia Tenggara hanya sekitar 23 miliar dolar AS di 2010. Kemudian melesat menjadi 47 miliar dolar AS pada 2021.
"Pada tahun 2022, sekalipun FDI kita terbesar nomor dua di dunia, namun 60 persen FDI yang masuk ke ASEAN hanya dinikmati oleh kurang dari 1 persen penduduk ASEAN," katanya dalam ASEAN Investment Forum 2023 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (2/8/2023).
1. Investasi yang masuk harus dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat
Menurutnya, yang perlu dilakukan adalah mendorong pembangunan yang inklusif. Oleh karenanya, investasi yang masuk ke kawasan ASEAN perlu diarahkan untuk mengutamakan kemitraan antara pengusaha nasional bersama usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Terlebih, UMKM merupakan penyumbang terbesar PDB di kawasan.
"Dan kita harus bersepakat bahwa investasi yang berkualitas itu adalah mampu berdiri bersama-sama untuk mensejahterakan pengusaha nasionalnya, pengusaha daerahnya, dan rakyatnya. Inilah kalau kita ingin ASEAN ke depan disegani di mata dunia," tutur Bahlil.
Baca Juga: ASEAN Maritime Outlook, Upaya Jadikan Laut Asia Tenggara Lebih Damai
2. Negara di kawasan ASEAN harus maju bersama
Editor’s picks
Bahlil menekankan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan berkeadilan di dalam kawasan ASEAN. Setiap warganya, menurut dia harus mendapatkan kesetaraan.
"Konsentrasi FDI pada segelintir golongan tidak sejalan dengan agenda pembangunan inklusif dan berkelanjutan," sebutnya.
Presiden Joko "Jokowi" Widodo sudah menekankan Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 tidak mementingkan satu atau dua negara saja, tapi mengedepankan seluruh kepentingan negara di ASEAN.
"Tidak boleh ASEAN ini hanya dimiliki oleh Indonesia saja, atau negara yang lain saja. Kita ingin maju bersama-sama dengan sistem duduk sama rendah, berdiri sama tinggi," kata Bahlil.
3. Pertumbuhan ekonomi ASEAN melesat
Bahlil menerangkan bahwa dunia saat ini sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Hal itu disebabkan oleh ketegangan geopolitik, melambatnya perekonomian global, dan perubahan iklim.
"Namun di tengah semua kesulitan itu, ASEAN menjadi alasan agar kita tidak kehilangan harapan. Seperti yang telah disampaikan oleh IMF bahwa ASEAN merupakan titik terang di tengah cakrawala yang gelap," sebutnya.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi negara ASEAN pada 2022, dikatakan Bahlil, mencapai 5,6 persen. Sedangkan dalam satu dekade terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi tahunan negara ASEAN mencapai 3,98 persen, di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,6 persen.
"Tahun 2022, total PDB ASEAN mencapai 3,9 triliun dolar AS, naik lebih dari 5 kali lipat dalam 20 tahun terakhir," tambahnya.
Baca Juga: Indonesia Siapkan Visi ASEAN 2045