Konsumen Minta Pemerintah Cegah Misinformasi Tembakau Alternatif

Agar konsumen tak mendapat informasi keliru

Jakarta, IDN Times - Asosiasi Konsumen Vape Indonesia, AKVINDO, meminta pemerintah menggenjot sosialisasi dan edukasi untuk mencegah meluasnya misinformasi mengenai produk tembakau alternatif. Sebab, belakangan ini banyak informasi keliru terkait produk tembakau alternatif yang bisa menghambat perokok dewasa beralih dari kebiasaannya.

"Kami meminta pemerintah untuk mendukung kampanye edukasi yang dilakukan oleh AKVINDO dan memberikan akses kepada anggota untuk berpartisipasi dalam program-program yang diselenggarakan" kata Ketua AKVINDO, Paido Siahaan, dalam keterangannya, Selasa (3/10/2023).

1. Konsumen perlu mendapatkan edukasi

Konsumen Minta Pemerintah Cegah Misinformasi Tembakau AlternatifPexels

AKVINDO bersedia untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam menyebarluaskan informasi lebih akurat dan komprehensif mengenai produk tembakau alternatif.

Pihaknya, kata dia, rutin menyosialisasikan produk tembakau alternatif kepada publik. Termasuk, menggelar kampanye edukasi, dengan menyediakan informasi komprehensif mengenai profil risiko dan manfaat produk tembakau alternatif agar mudah dipahami masyarakat.

"Upaya ini dapat diamplifikasikan melalui berbagai media seperti situs, media sosial, brosur, dan video edukatif," ujar Paido.

Baca Juga: Prancis Akan Larang Vape Sekali Pakai untuk Perangi Tembakau

2. Kolaborasi perlu ditingkatkan dalam melakukan sosialisasi

Konsumen Minta Pemerintah Cegah Misinformasi Tembakau Alternatifilustrasi penyuluhan kesehatan melalui webinar (freepik.com/tzido)

Hal lain yang perlu ditingkatkan adalah kolaborasi dengan pemangku kepentingan, khususnya di bidang kesehatan seperti kementerian/lembaga, ahli kesehatan, peneliti, maupun kelompok masyarakat.

Menurut Paido, itu diperlukan untuk meningkatkan kajian ilmiah produk tembakau alternatif dalam memastikan informasi yang disebarkan dapat dipercaya.

Pengembangan materi edukasi juga perlu digalakkan. Berdasarkan hasil kajian ilmiah, kata dia, mengembangkan materi edukasi yang menyoroti manfaat dan risiko produk tembakau alternatif secara objektif diperlukan agar tepat sasaran.

Selain itu, perlu keterlibatan komunitas. Sebagai upaya mencegah misinformasi, pemerintah bisa melakukan sinergi dengan komunitas pengguna produk tembakau alternatif dalam proses penyusunan informasi dan kampanye edukasi. Itu bertujuan agar kerja sama semua elemen dapat berjalan dengan baik, serta tidak merugikan salah satu pihak.

"Kami juga mengharapkan pemerintah untuk melakukan evaluasi terus-menerus terhadap produk tembakau alternatif yang beredar di pasar untuk memastikan keamanan dan kualitasnya," ujar Paido.

3. Pemerintah dianggap punya peran krusial

Konsumen Minta Pemerintah Cegah Misinformasi Tembakau Alternatifpexels

Sekretaris Umum Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Garindra Kartasasmita, berpendapat pemerintah memiliki peran krusial untuk menyosialisasikan produk tembakau alternatif, sebagai jalan tengah bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaannya.

Dia mengatakan, menurut sejumlah kajian ilmiah yang dilakukan di dalam maupun luar negeri, produk tembakau alternatif diyakini memiliki risiko 90-95 persen lebih rendah dibandingkan rokok.

Dengan mendorong perokok dewasa beralih ke produk alternatif, menurut Garinda, akan mengurangi beban pemerintah dalam menekan angka penyakit yang diakibatkan konsumsi rokok.

"Kami terus melakukan edukasi melalui media online dan media sosial menggunakan penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan di dalam dan luar negeri. Tapi, untuk meyakinkan seluruh pemangku kepentingan, yang dibutuhkan adalah regulasi yang sesuai dengan profil risiko produknya," kata Garindra.

Baca Juga: Cerita Juminem, Pernah Hirup Aroma Kejayaan Tembakau Deli Era 1980-an

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya