Terungkap, Impor lewat E-Commerce Dikuasai Barang dari China

Periode Januari-Mei 2023, China kirim barang US$ 61,9 juta

Jakarta, IDN Times - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Kementerian Keuangan mengungkapkan Indonesia mengalami peningkatan impor barang kiriman yang berasal dari China dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

Barang kiriman ini merupakan hasil perdagangan penyelenggaran perdagangan melalui sistem elektronik atau e-commerce.

"Impor barang kiriman ke Indonesia paling banyak berasal dari China yakni sejak 2021-2023," jelas Direktur Teknis Kepabeanan, Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu, Fadjar Donny Tjahjadi dalam media briefing, Kamis (12/10/2023).

Baca Juga: Antisipasi Banjir Produk China, Pemerintah Perketat Aturan Impor

1. Bukti China impor banyak banyak barang ke RI

Terungkap, Impor lewat E-Commerce Dikuasai Barang dari ChinaGedung People's Bank of China, China (centralbanking.com)

Ia merinci berdasarkan data nilai devisa periode Januari hingga 31 Mei 2023, impor barang kiriman paling banyak berasal dari China mencapai 24,3 persen, dengan nilai 61,9 juta dolar AS.

Sementara itu, Hong Kong 15,2 persen dengan nilai 38,6 juta dolar AS, Singapura 14,4 persen dengan nilai 36,6 juta dolar AS, Amerika Serikat 8,3 persen dengan nilai 21,1 juta dolar AS, dan Jepang 7,1 persen dengan nilai 18,1 juta dolar AS.

"Kami mencatat lima besar negara asal barang didominasi tetap dari China, Hong Kong, Singapura, Jepang dan Amerika. Ini yang setidaknya kecenderungannya 5 negara itu di 2021-2023 memang meningkat. Paling tinggi berdasarkan nilai devisa impor, itu impor dilakukan melalui China," ungkapnya.

Rincian barang kiriman 2022

  • China mencapai 151,2 juta dolar AS atau 21,4 persen
  • Hongkong 120 juta dolar AS atau 17 persen
  • Singapura 112,5 juta dolar AS atau 15,9 persen
  • Jepang sebesar 63,1 juta dolar AS atau 8,9 persen
  • Amerika Serikat mencapai 51,4 juta dolar AS atau 7,3 persen.

Rincian barang kiriman 2021

  • China sebesar 186,9 juta dolar AS atau 24,9 persen
  • Hongkong 123,7 juta dolar AS atau 16,5 persen
  • Singapura 97,2 juta dolar AS atau 13 persen
  • Jepang 53,8 juta dolar AS atau 7,2 persen
  • aAmerika Serikat 51 juta dolar AS atau 6,8 persen

2. Barang kiriman menggunakan dokumen perjanjian melonjak sejak 2018

Terungkap, Impor lewat E-Commerce Dikuasai Barang dari ChinaPixabay.com/Pexels

Selain itu, statistik barang kirim yang diberitahukan menggunakan consignment note (CN) telah mengalami kenaikan signfikan dalam beberapa waktu terakhir.

CN merupakan dokumen perjanjian pengiriman barang antara pengirim barang dengan penyelenggara pos untuk mengirimkan barang kiriman kepada penerima barang.

Rinciannya pada 2018, jumlah dokumen CN yang masuk mencapai 19,6 juta atau lebih dari 3 kali lipat dari posisi 2017 sebesar 6,1 juta.

"Kemudian pada 2019, dokumen CN mencapai 71,5 juta atau 3,6 kali dari posisi 2018. Sementarai itu pada 2019-2022, dokumen CN yang masuk konsisten di kisaran 61 juta," jelasnya.

3. Penerimaan PDRI atas impor barang kiriman

Terungkap, Impor lewat E-Commerce Dikuasai Barang dari Chinailustrasi pajak(pexels.com/karolinagrabowska)

Berdasarkan data DJBC, penerimaan bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) atas impor barang kiriman ini sempat meningkat tinggi mencapai Rp2,9 triliun 2019, namun terus menurun menjadi Rp2,28 triliun 2020. Kemudian di 2021 menjadi Rp2,13 triliun dan 2022 sebesar Rp2,11 triliun.

Sementara itu nilai pabean barang kiriman juga mayoritas di bawah FOB 3 dolar AS yakni 68,25 persen dari total barang kiriman pada 2021, serta meningkat menjadi 75,65 persen pada 2022.

Baca Juga: Dipercepat! Aturan Pengetatan Impor Barang Dimulai 17 Oktober

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya