Trump Akan Tinjau Rencana Merger Netflix dan Warner Bros

- Trump ingin tinjau langsung rencana merger antara Netflix dan Warner Bros
- Kekhawatiran atas dominasi pasar oleh entitas gabungan yang bisa menguasai lebih dari 40 persen pasar layanan streaming di AS
- Pemerintah AS memperketat pengawasan terhadap merger besar, terutama di sektor teknologi dan media
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan, akan terlibat dalam proses peninjauan rencana merger antara Netflix dan Warner Bros. Ia menilai, penggabungan dua raksasa industri hiburan itu dapat memunculkan kekhawatiran terkait dominasi pasar.
Pernyataan tersebut disampaikan Trump kepada para jurnalis di Washington setelah pertemuan kabinet. Trump menyebut pentingnya memastikan setiap kesepakatan besar tidak menimbulkan ketimpangan dalam kompetisi industri media.
1. Trump ingin tinjau langsung rencana merger
Dalam keterangannya kepada wartawan, Trump menyatakan, ia akan terlibat langsung dalam proses evaluasi terhadap rencana merger Netflix dan Warner Bros. Ia menegaskan keputusan akhir baru akan diambil setelah analisis menyeluruh dilakukan oleh badan pengawas terkait.
“Saya akan memiliki peran dalam proses ini. Kita harus memastikan hal ini baik untuk Amerika, bukan hanya untuk perusahaan-perusahaan besar,” ujar Trump, dilansir USA Today.
Pernyataan itu muncul setelah laporan menunjukkan rencana merger Netflix-Warner bisa menciptakan entitas dengan pangsa pasar streaming yang sangat besar, berpotensi mendominasi industri hiburan digital. Beberapa pengamat menilai langkah Trump menunjukkan ketertarikan administrasi terhadap isu persaingan usaha.
2. Kekhawatiran atas dominasi pasar
Rencana merger tersebut disebut bernilai puluhan miliar dolar AS dan akan menyatukan dua perusahaan dengan basis pelanggan global yang sangat luas. Melansir The Wall Street Journal, jika kesepakatan berjalan, entitas gabungan bisa menguasai lebih dari 40 persen pasar layanan streaming di AS.
Kekhawatiran ini bukan tanpa dasar. Para pengamat menilai, dominasi satu entitas di pasar hiburan digital dapat melemahkan persaingan dan menghambat inovasi.
“Konsolidasi semacam ini menantang prinsip keterbukaan pasar. Bila tidak diawasi, bisa mempersempit ruang bagi pemain baru," ujar Dr. Amanda Lotz, pakar media dari Queensland University of Technology, dilansir BBC.
Selain itu, Komisi Perdagangan Federal (FTC) dan Departemen Kehakiman AS (DOJ) kemungkinan akan melakukan peninjauan antitrust menyeluruh atas kesepakatan tersebut. Lembaga-lembaga itu memiliki kewenangan menolak merger yang dianggap merugikan persaingan pasar dan konsumen.
3. AS perketat pengawasan industri teknologi dan media
Langkah Trump untuk ikut campur dalam proses peninjauan bukan hal baru. Pemerintah AS dalam beberapa tahun terakhir diketahui memperketat pengawasan terhadap merger besar, terutama di sektor teknologi dan media. Beberapa kesepakatan sebelumnya, seperti penggabungan antara AT&T dan Time Warner pada 2018, bahkan sempat menghadapi gugatan antitrust panjang.
“Pemerintahan Trump dalam beberapa kasus terbuka untuk meninjau perusahaan-perusahaan besar yang terlalu mendominasi. Pendekatan ini menunjukkan keinginan untuk memastikan keadilan dalam kompetisi,” kata Gene Kimmelman, mantan pejabat Departemen Kehakiman AS, dilansir Channel News Asia.
Keputusan akhir mengenai nasib merger Netflix-Warner Bros kemungkinan baru akan diketahui dalam beberapa bulan mendatang. Proses penilaian resmi dari regulator diperkirakan dimulai segera setelah perusahaan mengajukan dokumen formal ke FTC dan DOJ.

















