Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Geram Powell Tak Pangkas Suku Bunga Secepat ECB, Bisa Dipecat?

Gedung Marriner S. Eccles Federal Reserve, atau sering disebut Gedung Eccles, berada di Foggy Bottom, Washington, D.C., tepatnya di sudut 20th Street dan Constitution Avenue NW. Arsitek Paul Philippe Cret merancang bangunan bergaya Art Deco ini pada 1935, dan pembangunannya rampung dua tahun kemudian, pada 1937. (AgnosticPreachersKid, CC BY-SA 3.0,via Wikimedia Commons)
Gedung Marriner S. Eccles Federal Reserve, atau sering disebut Gedung Eccles, berada di Foggy Bottom, Washington, D.C., tepatnya di sudut 20th Street dan Constitution Avenue NW. Arsitek Paul Philippe Cret merancang bangunan bergaya Art Deco ini pada 1935, dan pembangunannya rampung dua tahun kemudian, pada 1937. (AgnosticPreachersKid, CC BY-SA 3.0,via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Presiden Trump menyerang Ketua The Fed Jerome Powell karena enggan memangkas suku bunga, menyebutnya "Terlalu Telat" dan menyindir kekacauan ekonomi.
  • Powell menyoroti potensi ancaman ekonomi dari kebijakan tarif Trump yang terus berubah-ubah, namun The Fed belum berencana memangkas suku bunga tahun ini.
  • Senator Elizabeth Warren mengingatkan bahwa pemecatan Powell bisa hancurkan pasar keuangan dan membahayakan independensi ekonomi nasional.

Jakarta, IDN Times –  Presiden Donald Trump kembali menyasar Ketua Bank Sentral AS (The Fed), Jerome Powell, karena enggan memangkas suku bunga. Dalam unggahan di Truth Social pada Kamis (17/4/2025), Trump menulis bahwa “pemecatannya tak bisa datang cukup cepat.” Ia juga menyindir Powell dengan menyebutnya “Terlalu Telat” dan menyamakan tindakannya sebagai kekacauan.

“ECB (Bank Sentral Eropa) diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk ketujuh kalinya, dan tetap saja, ‘Terlalu Telat’ Jerome Powell dari The Fed, yang selalu TERLALU TELAT DAN SALAH, kemarin menerbitkan laporan yang merupakan kekacauan total lainnya, dan khas!” tulis Trump, dikutip dari CBS News, Jumat (18/4).

Trump menilai kondisi ekonomi saat ini, termasuk turunnya harga minyak dan bahan makanan, seharusnya cukup menjadi alasan untuk memangkas suku bunga seperti yang dilakukan Eropa.

1. Powell soroti risiko inflasi akibat tarif Trump

Pidato Powell sehari sebelum unggahan Trump menjadi pemicu kemarahan itu. Di hadapan forum di Chicago, ia menyoroti potensi ancaman ekonomi dari kebijakan tarif Trump yang terus berubah-ubah. Menurut Powell, tarif tersebut bisa menimbulkan kondisi stagflasi, yaitu saat inflasi tinggi namun pertumbuhan ekonomi melambat.

The Fed sendiri belum berencana memangkas suku bunga tahun ini, meski inflasi tetap tinggi. Bank sentral itu menargetkan inflasi tahunan sebesar 2 persen, namun hingga kini angka tersebut belum tercapai. Powell menyebut kenaikan tarif justru bisa menjauhkan ekonomi AS dari target-target tersebut.

Trump sudah beberapa kali mendesak The Fed agar memangkas suku bunga. Ia berdalih langkah itu akan mempercepat pertumbuhan dan membuat negara “kaya lewat tarif”.

2. Warren peringatkan pasar bisa runtuh jika Powell dipecat

Senator Elizabeth Warren menanggapi langsung komentar Trump dengan peringatan keras. Dalam wawancara dengan CNBC, ia mengatakan bahwa jika Ketua The Fed bisa dipecat oleh presiden, maka pasar keuangan akan runtuh. Warren menyebut ancaman tersebut membahayakan independensi ekonomi nasional.

“Tapi pahami ini: Jika Ketua Powell bisa dipecat oleh Presiden Amerika Serikat, itu akan membuat pasar di Amerika Serikat runtuh,” kata Warren, dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (18/4).

Ia menjelaskan bahwa stabilitas pasar selama ini bergantung pada keyakinan bahwa instrumen ekonomi utama bergerak di luar kepentingan politik.

Menurut Warren, jika seorang presiden bisa mengatur suku bunga sesuka hati, maka Amerika tak ubahnya seperti “rezim kediktatoran murahan”. Ia juga mengingatkan bahwa The Fed harus tetap netral agar bisa membuat keputusan berdasarkan data, bukan tekanan politik.

3. Gedung Putih bantah ada rencana memecat Powell

Gedung Putih (pexels.com/Chris)
Gedung Putih (pexels.com/Chris)

Seorang pejabat Gedung Putih angkat bicara untuk meredam spekulasi soal pemecatan Powell. Ia menyatakan bahwa komentar Trump bukanlah ancaman langsung dan tak ada rencana mengakhiri masa jabatan Powell lebih awal. Powell sendiri juga pernah mengatakan bahwa presiden tidak punya kewenangan untuk memecat Ketua The Fed.

Trump memang menunjuk Powell sebagai ketua pada 2017, namun pada 2021 Powell kembali dinominasikan oleh Presiden Joe Biden. Masa jabatannya akan berakhir pada 15 Mei 2026. Selama ini, Powell dikenal mempertahankan independensi The Fed dan menolak campur tangan politik.

Pada Desember lalu, Powell mengatakan bahwa perlindungan terhadap independensi bank sentral adalah demi seluruh rakyat. Ia menyebut keputusan ekonomi harus berbasis data dan analisis, bukan berdasarkan permintaan tokoh politik mana pun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us