Utang Luar Negeri Indonesia Susut Jadi Rp7.045 Triliun

- Posisi ULN pemerintah capai 210,1 miliar dolar AS, tumbuh 2,9 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya.
- ULN swasta mencapai 191,3 miliar dolar AS, kontraksi pertumbuhan sebesar 1,9 persen (yoy).
- Struktur ULN masih didominasi utang jangka panjang sebesar 86,1 persen dari total ULN.
Jakarta, IDN Times - Pergerakan utang luar negeri Indonesia pada September 2025 atau kuartal III mencapai 424,4 miliar dolar AS, atau setara Rp7.045 triliun (kurs Rp16.600 per dolar AS). Laju ULN turun dibandingkan posisi ULN pada kuartal II 2025 sebesar 432,3 miliar dolar AS atau Rp7.176 triliun.
Sedangkan secara tahunan, ULN Indonesia terkontraksi 0,6 persen (yoy) pada kuartal III 2025, menurun dibandingkan kuartal II 2025 yang tumbuh sebesar 6,4 persen (yoy).
"Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ULN sektor publik dan kontraksi pada ULN sektor swasta," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, Senin (17/11/2025).
1. Posisi ULN pemerintah kuartal III capai 210,1 miliar dolar AS

Posisi ULN pemerintah pada kuartal III 2025 tercatat sebesar 210,1 miliar dolar AS atau secara tahunan tumbuh 2,9 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 10,0 persen (yoy) pada kuartal II 2025. Perkembangan ini dipengaruhi oleh kontraksi pertumbuhan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
"Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ULN dikelola secara cermat, terukur, dan akuntabel, serta pemanfaatannya terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas yang mendorong keberlanjutan dan penguatan perekonomian nasional," kata Ramdan.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (23,1 persen dari total ULN Pemerintah), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (20,7 persen), Jasa Pendidikan (17,0 persen), Konstruksi (10,7 persen), Transportasi dan Pergudangan (8,2 persen), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (7,5 persen).
"Posisi ULN pemerintah tersebut didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah," ujarnya.
2. ULN swasta sebesar 191,3 miliar dolar AS

Sementara itu, ULN swasta menurun, tercatat sebesar 191,3 miliar dolar AS pada kuartal III 2025, lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada kuartal II 2025 yang mencapai 193,9 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN swasta melanjutkan kontraksi pertumbuhan dari kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 0,2 persen (yoy) menjadi sebesar 1,9 persen (yoy).
"Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang terkontraksi sebesar 3,0 persen (yoy) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang terkontraksi sebesar 1,7 persen (yoy). Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai sekitar 81 persen terhadap total ULN swasta," ujar Ramdan.
3. ULN masih didominasi utang jangka panjang sebesar 86,1 persen

Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,5 persen pada kuartal III 2025, dari 30,4 persen pada kuartal II 2025, serta dominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 86,1 persen dari total ULN.
"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," ujarnya.

















