Venezuela Tangguhkan Perjanjian Energi dengan Trinidad-Tobago

- Pemerintah Trinidad-Tobago diserang sendiri.
- Kerja sama energi Venezuela dan Trinidad-Tobago sejak 2015.
- Trinidad-Tobago deportasi 200 imigran Venezuela.
Jakarta, IDN Times - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro resmi menangguhkan perjanjian gas dengan Trinidad-Tobago pada Selasa (28/10/2025). Langkah ini menyusul keputusan Trinidad-Tobago untuk menampung kapal induk Amerika Serikat (AS).
“Semuanya sudah ditangguhkan. Selama bertahun-tahun, kami bersedia membagikan blok gas alam dengan Trinidad dan Tobago. Namun, keputusan pemerintah untuk menampung kapal induk AS adalah wujud dari mendukung peperangan,” ujarnya.
Dalam beberapa hari terakhir, situasi di Laut Karibia semakin menegang usai penerjunan kapal induk AS, USS Gravely. Sementara, Trinidad-Tobago justru mendukung keputusan AS untuk melawan penyelundupan narkoba di Karibia.
1. Tuding pemerintah Trinidad-Tobago menyerang negaranya sendiri
Maduro mengungkapkan bahwa pemerintahan Perdana Menteri (PM) Trinidad-Tobago, Kamla Persad-Bissessar melakukan serangan terhadap negaranya sendiri. Menurutnya, ia membiarkan intelijen AS, CIA untuk mempersiapkan agresi terhadap Venezuela.
“Ini adalah tujuan dari pengiriman kapal di Trinidad-Tobago, di mana sayangnya PM Trinidad Tobago justru mempromosikan perang untuk kepentingan pribadi. fisik, mental, dan pelemahan moral,” terangnya, dikutip dari EFE.
Sementara itu, Maduro menyebut berhasil menangkap sekelompok pasukan bayaran yang disiapkan dan dibiayai oleh CIA. Presiden sayap kiri itu menuding AS berniat mencuri sumber daya energi Venezuela dan mengambilalih negaranya.
2. Kerja sama energi Venezuela dan Trinidad-Tobago disetujui sejak 2015
Kerja sama energi Venezuela dan Trinidad-Tobago sudah disetujui sejak 2015. Persetujuan itu sudah diperbarui sejak Februari tahun ini dengan masa berlaku hingga 5 tahun ke depan.
Wakil Presiden Venezuela, Delcy Rodriguez mengatakan bahwa perjanjian tersebut berfungsi untuk memfasilitasi pembangunan infrastruktur gas alam gabungan antara kedua negara. Selain itu, perjanjian ini penting untuk mengeksekusi proyek hidrokarbon di pesisir Karibia.
3. Trinidad-Tobago deportasi 200 imigran Venezuela
Menanggapi langkah rezim Maduro, Trinidad-Tobago memutuskan untuk mengusir 200 imigran Venezuela dari negaranya. Ratusan imigran Venezuela itu sudah diserahkan kepada Pusat Penahanan Imigrasi Trinidad-Tobago.
“Deportasi imigran ini adalah bentuk pengetatan kontrol imigrasi. Ketika ditanya pada Agustus soal jadwalnya, maka ini akan dilakukan sesegera mungkin untuk mengamankan negara,” terang Menteri Keamanan Nasional Trinidad-Tobago, Videsh Maharaj.
Sebagai informasi, Trinidad-Tobago sudah menampung ribuan warga Venezuela dalam beberapa tahun terakhir. Mereka melarikan diri dari Venezuela imbas krisis politik dan ekonomi di negaranya.



















