Tambang Emas Runtuh di Venezuela, 14 orang Tewas

- Evakuasi jenazah melibatkan lembaga keamanan, penyelamatan, dan militer
- Masyarakat El Callao bergantung pada penambang emas
- Industri pertambangan di Venezuela dituduh eksploitasi pekerja
Jakarta, IDN Times - Sebuah tambang emas di kota El Callao, Venezuela, runtuh setelah hujan lebat mengguyur wilayah tenggara negara itu. Sedikitnya 14 penambang dilaporkan tewas.
Dilansir dari Anadolu, tambang Cuatro Esquinas de Caratal terendam banjir setelah hujan deras mengguyur selama 4 jam sejak Minggu (12/10/2025) sore. Para korban terjebak di tiga lubang sedalam 30-40 meter saat melakukan pekerjaan ekstraksi bawah tanah.
Menurut pemadam kebakaran setempat, jumlah korban resmi didasarkan pada pernyataan para penambang yang selamat.
1. Evakuasi jenazah libatkan lembaga keamanan, penyelamatan dan militer
Badan Zona Operasional Penilaian Kerusakan dan Analisis Kebutuhan di negara bagian Bolivar, pada Senin (13/10/2025), mengatakan bahwa sebuah pos komando telah didirikan di El Callao untuk mengoordinasikan upaya evakuasi. Operasi tersebut melibatkan sedikitnya lima lembaga keamanan, penyelamatan dan perlindungan sipil serta satuan militer.
“Fase pertama dari upaya tersebut adalah memompa keluar air dari seluruh lubang di sektor tersebut untuk menurunkan permukaan air, kemudian mengevaluasi upaya penyelamatan,” kata pejabat darurat.
Dalam unggahannya di media sosial, Walikota El Callao, Jesus Coromoto Lugo, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas.
2. Masyarakat El Callao bergantung pada penambang emas
Tidak jelas apakah tambang Cuatro Esquinas de Caratal beroperasi secara legal atau tidak. Namun, organisasi perlindungan lingkungan telah lama memperingatkan bahwa operasi penambangan di wilayah tersebut berlangsung dalam kondisi yang sangat berbahaya.
El Callao telah menjadi pusat penambangan emas sejak 1853, ketika logam mulia tersebut pertama kali ditemukan di sana. Sebagian besar penduduk kota itu terlibat dalam penambangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Industri pertambangan di Venezuela dituduh eksploitasi pekerja
Dilansir dari Al Jazeera, sektor pertambangan di Venezuela tidak dikelola dengan baik, dengan berbagai laporan yang menyoroti kondisi kerja yang tidak aman dan praktik eksploitasi. Pada Juli 2020, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) saat itu, Michelle Bachelet, menuduh pemerintah Venezuela gagal menyelidiki kejahatan yang terkait dengan industri pertambangan.
Dalam sebuah pernyataan, OHCHR menyebut industri pertambangan di Venezuela beroperasi dengan mengeksploitasi para pekerja yang tidak terampil. Mereka dipaksa bekerja selama 12 jam dengan turun ke lubang-lubang yang dalam tanpa perlindungan apa pun, dan terkadang bekerja tanpa alas kaki.