Wakil Presiden AS: Trump Kini Sekutu Baru Dunia Kripto

- Wakil Presiden AS menyatakan era Trump membawa perubahan besar bagi industri kripto, memunculkan dukungan terhadap kripto di Gedung Putih.
- Bitcoin membantu 4,2% rumah tangga AS tanpa akses perbankan, Vance menyerukan RUU GENIUS untuk mengatur stablecoin.
- Penggunaan kripto masih tertinggal dibanding aset keuangan tradisional, dukungan Trump timbulkan kritik dari Partai Demokrat dan pakar etika.
Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), JD Vance, menyatakan bahwa era Presiden Donald Trump telah membawa perubahan besar bagi industri kripto pada Rabu (28/5/2025). Dalam pidatonya di Konferensi Bitcoin 2025 di Las Vegas, ia menyebut kehadiran sekutu kripto di Gedung Putih sebagai angin segar bagi publik.
“Saya di sini untuk mengatakan dengan lantang dan jelas, bersama Presiden Trump, kripto akhirnya punya juara dan sekutu di Gedung Putih,” kata Vance, dikutip dari CBS News, Kamis (29/5/2025).
Vance juga menyoroti bagaimana Bitcoin telah membantu 4,2 persen rumah tangga AS yang tidak memiliki akses perbankan. Ia mengatakan kripto memperluas akses finansial bagi kelompok yang sebelumnya terpinggirkan. Data dari Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) pada 2023 menjadi dasar pernyataannya.
Ia menggambarkan kripto sebagai tameng terhadap inflasi tinggi, kebijakan ekonomi yang buruk, dan diskriminasi industri berdasarkan pandangan politik. Menurutnya, perubahan ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal pemerataan kesempatan finansial.
1. Vance dorong RUU GENIUS dan pembentukan regulasi stablecoin

Vance menyerukan agar Kongres segera meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) GENIUS yang mengatur stablecoin, jenis kripto yang nilainya dikaitkan dengan aset seperti dolar AS. Ia menilai stablecoin justru memperkuat posisi ekonomi AS.
“Dalam pemerintahan ini, kami tidak melihat stablecoin sebagai ancaman terhadap integritas dolar Amerika Serikat, justru sebaliknya. Kami menganggapnya sebagai pengganda kekuatan ekonomi kami,” kata Vance.
Ia juga mendesak komunitas kripto untuk aktif dalam ranah politik agar tidak diabaikan. “Kecuali kalian terlibat dalam politik, politik akan mengabaikan industri ini,” ucapnya.
Vance diketahui telah lama mendukung kripto dan pada Agustus 2024 melaporkan memiliki Bitcoin senilai antara 250-500 ribu dolar AS.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintahan Trump semakin mendekat ke industri kripto. Departemen Tenaga Kerja AS bahkan mencabut pedoman yang sebelumnya memperingatkan agar berhati-hati menyertakan kripto dalam rencana pensiun 401(k).
2. Penggunaan kripto di AS masih kalah dari saham dan dana pensiun

Survei Pew Research dan Federal Reserve menunjukkan tingkat adopsi kripto masih tertinggal dibanding aset keuangan tradisional. Sekitar 17 persen warga dewasa AS pernah memakai kripto, namun hanya 8 persen yang menggunakannya dalam setahun terakhir. Sementara itu, survei tahun 2024 oleh The Fed menunjukkan hanya 7 persen warga dewasa menggunakan kripto dalam 12 bulan terakhir, turun dari 12 persen pada 2021.
Angka dari industri justru memperlihatkan optimisme lebih tinggi. Menurut survei tahun 2024, sekitar 14 persen orang dewasa di AS, sekitar 36 juta orang, masih memiliki Bitcoin. Sementara itu, 26 persen rumah tangga AS memiliki saham atau reksa dana, dan 60 persen memiliki akun pensiun, dikutip dari NBC News.
Penggunaan kripto juga tampak tidak merata antar kelompok usia dan gender. Pengguna terbanyak adalah pria berusia 18–29 tahun, sedangkan perempuan usia di atas 50 menjadi kelompok terendah.
3. Kepentingan bisnis keluarga Trump picu kritik etika dari oposisi

Dukungan Trump terhadap kripto menimbulkan kritik dari Partai Demokrat dan pakar etika. Mereka menuding proyek-proyek kripto milik keluarga Trump berpotensi menimbulkan konflik kepentingan. Gedung Putih membantah tudingan tersebut dan menyebut aset Trump dikelola dalam trust oleh anak-anaknya.
Trump, yang dulunya menyebut Bitcoin sebagai “penipuan” dan “berdasarkan angin kosong”, kini jadi pendukung vokal industri kripto. Kekayaan bersihnya yang terkait kripto diperkirakan mencapai 2,9 miliar dolar AS (sekitar Rp47,2 triliun). Perusahaan Trump Media and Technology Group bahkan berencana menggalang dana 2,5 miliar dolar AS (sekitar Rp40,7 triliun) untuk investasi di Bitcoin.
Eric Trump ikut mendirikan perusahaan tambang Bitcoin yang tengah berupaya go public. Ia dan Donald Trump Jr. juga tampil dalam konferensi membahas model bisnis baru berbasis Bitcoin.
Vlad Tenev, CEO Robinhood, menilai kritik terhadap motif Trump belum punya dasar kuat.
“Gagasan bahwa mereka termotivasi oleh keuntungan pribadi… saya tidak tahu apakah itu punya cukup dasar faktual,” ujar Tenev.
RUU GENIUS sempat mendapat dukungan bipartisan, namun mulai ditinggalkan Demokrat setelah muncul dorongan untuk melarang pejabat publik memperdagangkan kripto. Meski begitu, rancangan ini tetap lolos di Senat awal bulan ini.