BI Raih Penghargaan Reserve Manager of The Year 2025

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) kembali meraih penghargaan Reserve Manager of The Year 2025 untuk kedua kalinya dari Central Banking Award. Penghargaan itu diraih dengan mengusung keunggulan Transformasi Framework Pengelolaan Cadangan Devisa 4.0.
Langkah tersebut dinilai mampu meningkatkan agility dan fleksibilitas pengelolaan cadangan devisa di tengah tingginya ketidakpastian global. Strategi ini juga memperkuat tata kelola dan mendorong digitalisasi proses bisnis untuk mencapai kecukupan cadangan devisa yang berkesinambungan dan likuid.
1. BI unggul dalam strategi pengelolaan cadangan devisa

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menekankan bahwa transformasi pengelolaan cadangan devisa di tengah divergensi ekonomi global, ketidakpastian, dan meningkatnya ketegangan geopolitik berperan penting dalam mendukung efektivitas kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan mendukung pertumbuhan nasional.
"Strategi pengelolaan cadangan devisa yang proaktif dalam situasi yang penuh ketidakpastian, menjadi salah satu poin utama Bank Indonesia dibandingkan bank sentral negara peers lainnya," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam siaran pers, Kamis (12/3/2025).
2. Memperkuat pengelolaan devisa dengan digitalisasi

Agility dan fluidity pengelolaan cadangan devisa di Bank Indonesia juga tecermin dari fleksibilitas dalam penyesuaian tolok ukur dan Strategic Asset Allocation (SAA), perluasan ukuran kecukupan cadangan devisa, serta keaktifan dalam penempatan investasi yang berkelanjutan.
Bank Indonesia juga memperkuat koordinasi pengelolaan devisa melalui digitalisasi proses bisnis untuk memantau pasar keuangan dan portofolio selama 24 jam.
3. Lebih fokus dan teratur dalam SAA

Dilansir dari laman Central Banking, Bank Indonesia dinilai telah mengambil pendekatan yang jauh lebih gesit dalam mengelola cadangan devisa setelah Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga pada 2022.
Lembaga itu menilai Bank Indonesia telah mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel dalam mengelola cadangan devisa negara yang memungkinkannya beradaptasi lebih cepat terhadap perubahan, sekaligus mendukung operasi moneter.
"Bank sentral kini meninjau asumsinya dan memperbarui kerangka alokasi aset strategis (SAA) secara lebih teratur. Bank Indonesia menggunakan informasi dari kantor-kantor perdagangan di seluruh dunia untuk menginformasikan posisi cadangannya sambil tetap mempertimbangkan tujuan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG)," tulis Central Banking di laman tersebut.