Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BTN Optimistis Aset Pereseroan Bakal Tembus Rp500 Triliun di 2025

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) optimistis hingga akhir tahun 2025 aset perseroan bakal tembus Rp500 triliun. (Dok/Istimewa).
Intinya sih...
  • BTN optimistis aset perseroan tembus Rp500 triliun akhir 2025, naik 7% dari 2024
  • Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN tumbuh 7,3% menjadi Rp357,97 triliun pada 2024
  • Kualitas penyaluran kredit dijaga dengan NPL gross di level 3,16% dan DPK tumbuh 9,1% menjadi Rp381,67 triliun pada 2024

Jakarta, IDN Times - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) optimistis hingga akhir 2025, aset perseroan bakal tembus Rp500 triliun. Hal ini seiring dengan perolehan aset BTN hingga akhir 2024, sebesar Rp469,61 triliun, naik 7 persen dibandingkan 2023 yang sebesar Rp438,75 triliun.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan di tengah dinamika makroekonomi yang terus berkembang, BTN telah menyiapkan berbagai inisiatif strategis untuk going beyond mortgage. Itu dilakukan dengan solusi perbankan yang komprehensif pada 2025, dalam rangka menciptakan pertumbuhan bisnis yang lebih sustainable, sehat, dan solid.

"Optimisme kami juga didorong oleh komitmen pemerintah untuk menyediakan hunian layak dan terjangkau kepada seluruh rakyat Indonesia melalui Program Tiga Juta Rumah,” ujar Nixon LP Napitupulu dalam keterangan tertulisnya Rabu (12/2/2025).

1. Target aset Rp500 triliun akan ditopang oleh pertumuhan kredit dan DPK

Menteri BUMN Erick Thohir dan direksi BTN saat Raker BTN 2025 (Dok BTN)

Nixon mengungkapkan, optimisme aset bakal tembus Rp500 triliun ditopang oleh pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang solid.

Sepanjang 2024, BTN berhasil membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun,  tumbuh sebesar 7,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama di 2023 yang sebesar Rp333,69 triliun.

Nixon mengatakan, penyaluran kredit BTN pada 2024, terutama didorong oleh bisnis KPR baik subsidi maupun nonsubsidi seiring dengan permintaan yang terus meningkat terhadap kepemilkan rumah.

"Hingga akhir Desember 2024, penyaluran KPR Subsidi BTN mencapai Rp173,84 triliun, naik 7,5 persen yoy dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, KPR Non Subsidi BTN bertumbuh 10,2 persen yoy menjadi Rp105,95 triliun pada akhir 2024," tegasnya. 

2. Faktor pendorong tumbuhnya segmen kredit bermargin tinggi

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sukses mencatatkan pertumbuhan aset positif ditopang kinerja bisnis yang melesat. (dok. BTN)

Selain itu, BTN juga membukukan pertumbuhan di segmen kredit bermargin tinggi (high-yield loans), yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING) mencapai 13,9 persen yoy atau menjadi Rp16,4 triliun pada akhir 2024.

Nixon menjelaskan, pertumbuhan tersebut ditopang oleh beberapa inisiatif strategis, seperti kerja sama dengan institusi keuangan non bank untuk KUR, meningkatkan layanan payroll untuk KRING, dan cross-selling melalui beberapa nasabah institusi utama BTN untuk KAR.

Kualitas penyaluran kredit BTN juga dijaga dengan penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, sehingga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross tercatat di level 3,16 persen dan diyakini akan terus menurun ke level di bawah 3 persen  pada 2025.

“Kami menerapkan teknologi untuk menerapkan manajemen risiko yang terintegrasi dan ketat dalam rangka menurunkan NPL ke level yang lebih sustainable,” ujar Nixon.

3. DPK BTN tumbuh 9,1 persen tahun lalu

Bank BTN (Dok BTN)

Di sisi perolehan dana masyarakat, BTN membukukan pertumbuhan DPK sebesar 9,1 persen pada 2024 (yoy). DPK tumbuh menjadi Rp381,67 triliun dibandingkan 2023 yang sebesar Rp349,93 triliun.

Nixon mengatakan pertumbuhan DPK BTN lebih tinggi dari pertumbuhan DPK industri yang sebesar 4,48 persen yoy pada akhir 2024. Hal ini sejalan dengan upaya perseroan untuk terus meningkatkan transaksi dana murah ritel dan institusi menengah, termasuk dari digital channel.

"Komitmen tersebut diwujudkan melalui inisiatif transformasi aplikasi mobile banking BTN yakni BTN Mobile menjadi Bale by BTN," ujarnya. 

BTN mencatat pertumbuhan yang pesat di bisnis digitalnya sejak BTN Mobile diperbaharui pada 2023. Jumlah pengguna Bale by BTN yang sebelumnya bernama BTN Mobile telah mencapai 2,2 juta pada akhir 2024, meningkat 107 persen yoy dibandingkan tahun 2023.

"Kami optimistis jumlah user dapat mencapai minimal 3,6 juta hingga 4 juta pada tahun ini,” tutur Nixon.

Di sisi lain, hingga akhir 2024, BTN berhasil menjaga loan to deposit ratio (LDR) di level 93,8 persen. Level LDR yang terjaga tersebut menunjukkan kemampuan perseroan untuk mengelola likuiditasnya di tengah persaingan yang ketat di industri perbankan.

Tak hanya itu, BTN membukukan laba bersih sebesar Rp3 triliun pada akhir 2024. Dengan capaian yang cemerlang tahun lalu, BTN optimistis bahwa total aset dapat menembus Rp500 triliun pada akhir 2025 ditopang oleh prospek pertumbuhan yang positif. 

4. Kinerja BTN Syariah Jelang Spin-Off

BTN Syariah kerja sama dengan UII. (Dok. Istimewa)

Seiring dengan aksi korporasi BTN untuk menyapih unit usaha syariahnya, yakni BTN Syariah menjadi Bank Umum Syariah yang ditargetkan rampung pada tahun 2025, pertumbuhan solid juga tercermin dari kinerja BTN Syariah di sepanjang 2024.

BTN Syariah membukukan laba bersih sebesar Rp872 miliar pada akhir 2024, meningkat 24,2 persen yoy dari tahun 2023 sebesar Rp702 miliar.

"Peningkatan laba bersih BTN Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang meningkat 18,3 persen yoy menjadi Rp44 triliun dibandingkan Rp37 triliun pada tahun 2023. Sementara itu, pertumbuhan double digit juga terlihat dalam perolehan DPK BTN Syariah, yang mencapai 18,7 persen yoy menjadi Rp50 triliun," ungkapnya. 

Pencapaian di sisi pembiayaan dan DPK tersebut menopang peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp61 triliun pada akhir tahun 2024, naik 11,6 persen  yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp54 triliun.

“Pertumbuhan bisnis syariah yang pesat selama tahun 2024 menjadi modal yang kuat bagi unit usaha syariah BTN dalam persiapannya menjadi entitas bank syariah baru. Kami optimistis BTN Syariah akan menjadi pesaing kuat di industri perbankan syariah dengan expertise-nya di bidang pembiayaan perumahan berbasis syariah,” jelas Nixon.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us