Cara Pilih Asuransi Jiwa dan Umum yang Tepat, Jangan Salah Langkah!

- Masyarakat perlu memastikan kebutuhan asuransi yang tepat, termasuk perlindungan aset dan dana yang diperlukan.
- Nasabah harus melakukan riset reputasi perusahaan asuransi dan memeriksa laporan keuangan untuk memastikan kekuatan dananya.
- Konsultasi lebih dari satu kali diperlukan sebelum memutuskan produk asuransi yang ingin dibeli untuk memastikan polis yang dipilih tepat.
Tangerang, IDN Times - Proteksi keuangan dan aset pribadi menjadi bagian yang penting dalam pengelolaan keuangan yang baik.
Masyarakat bisa mendapatkan perlindungan atau proteksi itu dari produk asuransi, baik asuransi umum maupun asuransi jiwa.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengenalkan cara memilih asuransi yang tepat, baik umum maupun jiwa. Berikut ulasannya.
1. Memahami kebutuhan apa yang harus diberi perlindungan tambahan

Untuk memilih asuransi yang tepat, langkah pertama adalah memastikan kebutuhan diri sendiri. Mulai dari aset apa yang ingin diberi perlindungan lebih, sampai dana yang diperlukan.
“Kalau dia mau pilih asuransi, yang pertama itu dia harus tahu dulu nih, yang dia mau cover apa. Yang kedua, perlu menyiapkan, kita bilang namanya dana, untuk membayar asuransinya,” kata Brand Manager BCAInsurance, Calvin Sutedjo di Talk Show Ministudio BCA Expoversary 2025 di ICE BSD, Tangerang, Minggu (23/2/2025).
Hal serupa juga diungkapkan oleh Head of Marketing Communication BCA Life, Lely Pekih.
“Jadi kita identifikasi dulu. Kita sudah punya produknya apa? Kebutuhan kita apa? Risiko yang akan muncul? Misalnya, dia suka traveling, berarti kan butuh apa? Personal accident. Terus dia juga, misalnya aktif banget, high risk, ya berarti dia butuh juga asuransi kesehatan,” ujar Lely.
2. Melakukan riset atas perusahaan asuransi

Jika nasabah sudah memiliki kandidat perusahaan yang akan dipilih, maka nasabah juga harus melakukan riset atas reputasi perusahaan tersebut. Calvin mengatakan, hal itu sangat penting dilakukan untuk memastikan dana nasabah aman dikelola.
Dia juga mengatakan, perusahaan asuransi harus memiliki dana untuk membayar klaim seluruh nasabah. Sehingga, nasabah disarankan memeriksa laporan keuangan perusahaan asuransi sebelum membeli produknya.
“Di mana-mana, sebuah perusahaan asuransi itu sama, asuransi itu dinilai dari kekuatan dia, kekuatan dananya. Jadi dana itu adalah jantungnya. Kalau misalnya dia dananya pun juga kurang, better sebenarnya harus cari yang kuat,” tutur Calvin.
Kemudian, Lely mengatakan, untuk memastikan laporan keuangan perusahaan baik, maka bisa dimulai dengan melihat Risk-Based Capital (RBC) perusahaan asuransi.
“RBC itu kalau dari OJK itu, minimumnya itu 120 persen. 120 persen itu artinya apa? Bahwa jika semuanya melakukan klaim, dia memiliki kemampuan untuk 120 persen membayarkan. Jadi kalau semakin tinggi RBC-nya, berarti perusahaan itu semakin baik,” ujar dia.
3. Konsultasi 2 kali

Calvin mengatakan, nasabah sebaiknya melakukan konsultasi lebih dari satu kali, sebelum memutuskan produk apa yang ingin dibeli.
Selain itu, perusahaan asuransi atau agen bisa menggunakan bahasa yang sulit dimengerti. Itulah pentingnya konsultasi dua kali untuk memastikan komunikasi berjalan dengan baik, dan polis yang dipilih tepat.
“Bicara dari pengalaman, dalam polis asuransi itu, dia dibuat dalam bahasa yang mungkin enggak umum sebenarnya. Jadi better sebenarnya kita harus konsultasikan kepada tenaga pemasarnya, kepada agennya,” tutur Calvin.