Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Siapa Pemilik Labubu? Ternyata Konglomerat China Berusia 37 Tahun

Wang Ning, pemilik Pop Mart yang menjual Labubu (dok. Forbes)
Wang Ning, pemilik Pop Mart yang menjual Labubu (dok. Forbes)
Intinya sih...
  • Boneka Labubu viral setelah diunggah Lisa BLACKPINK, meningkatkan minat kolektor
  • Labubu diproduksi sejak tahun lalu, harga bervariasi mulai Rp200 ribu hingga puluhan juta
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Boneka Labubu telah menjadi salah satu figur koleksi yang saat ini banyak diburu oleh para kolektor. Semenjak Labubu viral karena diunggah oleh Lisa BLACKPINK, peminatnya semakin meningkat secara signifikan. Banyak orang yang rela mengantre demi mendapatkan aksesori Labubu ini.

Sebenarnya, boneka Labubu sudah diproduksi sejak beberapa tahun lalu. Namun, Labubu menjadi semakin viral semenjak diunggah oleh Lisa BLACKPINK. Beberapa waktu lalu, tepatnya pada April 2024, Lisa mengunggah aksesori Labubu miliknya melalui akun Instagram pribadinya.

Sejak saat itu, Labubu menjadi sangat terkenal. Labubu pun mulai memasuki pasar Asia, mulai dari Thailand hingga Indonesia. Harga boneka Labubu pun cukup beragam, mulai dari Rp200 ribuan hingga belasan atau puluhan juta.

Demi menjaga orisinalitas Labubu, kamu dapat membelinya langsung di Pop Mart. Kamu dapat membeli secara online melalui situs https://www.popmart.com/id. Selain itu, kamu juga dapat membelinya di official store Pop Mart di Gandaria City Mall, Jakarta.

Lantas, siapa pemilik Labubu? Berikut informasinya seperti dikutip IDN Times dari Forbes.

1. Wang Ning sosok di balik adanya Pop Mart

Labubu dan Hermès Rosy lip glossy enhancer (instagram.com/adayofstyle)
Labubu dan Hermès Rosy lip glossy enhancer (instagram.com/adayofstyle)

Wang Ning adalah sosok di balik berdirinya Pop Mart, tempat mendapatkan boneka Labubu yang viral di dunia. Pria kelahiran provinsi Henan, China pada 1987 tersebut mendirikan Pop Mart pada 2010 silam.

Wang mendapatkan gelar sarjana periklanan dari Universitas Zhengzhou pada 2009. Setelah lulus, Wang bekerja di Sina Corporation, yakni perusahaan media digital yang memiliki Weibo selama satu tahun.

Setelah itu, tepatnya pada 2010, hasrat berbisnis Wang pun menggebu-gebu. Adapun inspirasi berbisnisnya tersebut datang ketika dia tengah melakukan perjalanan ke Hong Kong.

Kala itu, dia terinspirasi oleh jaringan ritel penjual berbagai macam produk yang sedang tren dan memutuskan untuk membawa konsep sama ke daratan China.

Kemudian pada tahun yang sama, Wang membuka toko Pop Mart pertamanya di Zhongguancun, Beijing. Lokasi tersebut dikenal sebagai pusat teknologi yang sering disebut sebagai Silicon Valley-nya China.

Toko tersebut menjual berbagai jenis produk hingga akhirnya Wang mulai menghadapi berbagai masalah seperti manajemen inventaris, kepegawaian, dan layanan pelanggan.

Untuk mengatasi masalah bisnisnya, dia memutuskan belajar dan sekolah lagi. Pada 2014, dia mendaftar di Peking University’s Guanghua School of Management dan bertemu dengan sekelompok teman dengan pemikiran yang sama. Mereka akhirnya bergabung dengan tim manajemen Pop Mart.

2. Mulai fokus jualan mainan

Labubu (instagram.com/labubuofficial/)
Labubu (instagram.com/labubuofficial/)

Guna mempertahankan profitabilitasnya, Wang mengurangi lini produk yang dijual di Pop Mart dan memutuskan hanya menjual mainan mereka paling populer pada 2014.

Langkah berani kemudian diambil Wang untuk menjual mainan dengan konsep baru, yakni kotak buta atau blind box. Hal itu mirip dengan mesin penjual gashapon atau gacha di Jepang.

Setelah produknya makin laris, Wang mulai melakukan inovasi. Caranya dengan mendekati para seniman untuk mengembangkan patung dan boneka kecil untuk dijual di tokonya. Salah hal paling menonjol adalah Kenny Wong dari Hong Kong, seorang desainer boneka bermata besar dan berwajah bulat bernama Molly.

Bergabungnya Wong dan Molly pada 2016 membuat penjualan Pop Mart meroket hingga 22 juta dolar AS pada 2017 dan kemudian mencapai 73 juta dolar AS selang setahun kemudian.

Kesuksesan Pop Mart dan mainan yang dijualnya pun berlanjut bahkan ketika pandemik COVID-19 melanda dunia. Bisnis Pop Mart milik Wang melesat pada 2020 hingga meraih pendapatan sebesar 256,8 juta dolar AS dan pada tahun yang sama, Wang mengamankan kesepakatan lisensi dengan Walt Disney dan Universal Studios.

3. Jadi salah satu orang terkaya di China

Wang Ning, pemilik Pop Mart yang menjual Labubu (dok. Forbes)
Wang Ning, pemilik Pop Mart yang menjual Labubu (dok. Forbes)

Lewat kesuksesan Pop Mart dan viralnya Labubu, Wang berhasil menjadi salah satu orang terkaya di China versi Forbes.

Di dalam Real Time Billionaires Forbes per Senin (25/11/2024), Wang menempati posisi 36 dalam daftar orang terkaya di China.

Harta kekayaan pengusaha 37 tahun itu tercatat sebesar 7,4 miliar dolar AS dan menempatkan Wang dalam posisi 397 daftar orang terkaya dunia versi Forbes.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jumawan Syahrudin
Jujuk Ernawati
Jumawan Syahrudin
EditorJumawan Syahrudin
Follow Us