Daftar Startup Terlilit Masalah, Terbaru eFishery

- Gibran Huzaifah diduga menggelapkan dana perusahaan eFishery, yang menyebabkan dia dicopot dari jabatan CEO.
- CEO Investree, Adrian Gunadi, tersangka kasus gagal bayar dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang terkait dugaan tindak pidana di sektor jasa keuangan.
Jakarta, IDN Times - Sejumlah startup atau perusahaan rintisan dari berbagai sektor mengalami masalah serius dalam beberapa tahun terakhir. Terbaru adalah eFishery, di mana pendiri sekaligus CEO, Gibran Huzaifah diduga menggelapkan dana perusahaan.
Sebelumnya, ada Investree, Tanijoy, iGrow, hingga Tanifund yang mengalami masalah, bahkan sampai berhenti beroperasi. Berikut ulasannya.
1. eFishery

Gibran Huzaifah diduga menggelapkan dana perusahaan yang diketahui dari penyelewengan laporan kinerja dan pendapatan perusahaan. Dilansir The Fish Site berdasarkan laporan Deal Street Asia, Gibran dibebastugaskan dari jabatan CEO.
Jajaran Direksi eFishery memutuskan untuk membebastugaskan Gibran dari jabatannya. Co-Founder eFishery, Chrisna Aditya juga dicopot sementara.
2. Investree

Pada awal 2024, Investree dilaporkan masyarakat mengenai dugaan pelanggaran yang dilakukan terhadap operasional dan perlindungan konsumen.
Saat ini, OJK menetapkan CEO Investree, Adrian Gunadi sebagai tersangka terkait kasus gagal bayar Investree. Bahkan, Adrian kini sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) terkait dugaan tindak pidana di sektor jasa keuangan.
3. Tanijoy
Tanijoy juga terlilit dugaan penggelapan uang para pendana alias lender senilai lebih dari Rp4 miliar. Tanijoy sendiri adalah fintech peer to peer (P2P) lending yang fokus pada penyediaan akses permodalan bagi para petani kecil melalui investasi online para lender.
Sayangnya, manajemen Tanijoy ternyata belum memiliki izin beroperasi dari OJK. Setidaknya, ada 400 investor Tanijoy yang menjadi korban kasus penggelapan dana itu.
4. Tanifund

Tanifund sebagai platform P2P lending juga mengalami kasus gagal bayar kepada pendana atau lender. Namun, menurut OJK, kredit macet yang harus segera diselesaikan TaniFund disebabkan dua faktor, yakni profil para peminjam (borrower), dan pengawasan manajemen.
Para borrower yang merupakan petani kerap menghadapi gagal panen akibat cuaca, sehingga tak bisa melunasi pinjamannya di platform tersebut. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya kredit macet.
Tahun lalu, OJK mencatat tingkat wanprestasi pengembalian lebih dari 90 hari (TWP 90) atau kredit macet di TaniFund mencapai 64 persen.
5. iGrow

Sama seperti beberapa startup di atas, iGrow juga mengalami kasus gagal bayar. Kasus itu telah mencuat sejak pertengahan 2023.
iGrow sebagai fintect P2P lending yang fokus pada pinjaman agri alias pertanian tak dapat menyelesaikan kredit macet karena tersendatnya pembayaran ke lender. Setidaknya, ada 40 lender yang menggugat iGrow karena mengaku rugi hingga Rp503,18 miliar.