5 Hal yang Harus Dilakukan di Tengah Ancaman Resesi

- Rencanakan anggaran keuangan dengan ketat, lacak pemasukan dan pengeluaran, prioritaskan kebutuhan mendasar, dan kurangi pengeluaran tidak penting.
- Bangun dana darurat selama 3—6 bulan ke depan, lalu simpan di rekening pasar atau tabungan berbunga tinggi untuk akses mudah.
- Tingkatkan keterampilan, bangun koneksi, dan cari pekerjaan sampingan.
Di tengah gejolak ekonomi global saat ini, isu resesi semakin mencuat di berbagai negara. Resesi merupakan sebuah kemerosotan ekonomi yang berdampak tidak menguntungkan bagi perekonomian secara keseluruhan. Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan keuangan, peningkatan jumlah pengangguran, runtuhnya bisnis atau usaha, dan sebagainya.
Nah, jadi apa yang harus dilakukan jika terjadi ancaman resesi? Berikut lima hal yang perlu kamu ketahui dan lakukan.
1. Mulai rencanakan anggaran keuangan dengan ketat

Resesi dapat memengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang tiba-tiba terkena pemutusan hubungan kerja, kebangkrutan bisnis, jumlah utang semakin melonjak, harga barang-barang semakin tinggi, dan sebagainya. Oleh sebab itu, ketika ada ancaman resesi, sebaiknya segera mulai rencanakan anggaran keuangan dengan ketat sebagai kesiapan finansialmu.
Mulailah melacak pemasukan dan pengeluaran dengan cermat untuk mengetahui kondisi keuangan. Kamu juga harus bisa mulai mengendalikan pengeluaran dan menahan diri untuk tidak belanja secara “serampangan” lagi. Pahami mana yang merupakan “kebutuhan” dan “keinginan” dengan saksama.
Anggaran yang kamu miliki sebaiknya diprioritaskan pada hal-hal mendasar, seperti kebutuhan pangan, sewa, utilitas, dan asuransi. Kebutuhan seperti layanan streaming, makan di luar, belanja dengan kartu kredit, atau traveling sebaiknya mulai dikurangi. Agar tetap relevan, kamu bisa meninjau dan menyesuaikan keuangan secara berkala, tetapi patuh.
2. Bangun dana darurat

Dalam perencanaan anggaran, sebaiknya rencanakan juga untuk memiliki dana darurat. Dana ini sangat diperlukan dalam keadaan genting seperti resesi. Namun, jangan bersikap gegabah yang menyimpang dari rencana keuangan kamu, misalnya memutuskan untuk menarik dana pensiunan lebih awal. Hal ini justru akan berdampak signifikan terhadap kesejahteraan finansial pada masa mendatang.
Sebaiknya, persiapkan dana darurat untuk setidaknya 3 hingga 6 bulan ke depan. Namun, ini mungkin bervariasi tergantung kebutuhan. Untuk menyimpannya, kamu bisa menaruhnya di rekening pasar, rekening tabungan berbunga tinggi, atau opsi lain tempat penyimpanan uang tunai yang aman dan mudah diakses.
3. Bersiaplah meningkatkan keterampilan, membangun koneksi, dan mencari pekerjaan sampingan

Kehilangan pekerjaan merupakan salah satu hal pertama yang terjadi saat resesi. Tidak peduli seberapa strategis posisi kamu di perusahaan, PHK bisa mengancam siapa saja di tengah krisis ekonomi. Oleh sebab itu, mulailah meningkatkan keterampilan, membangun koneksi, dan bersiap untuk mencari pekerjaan sampingan.
Melalui Business Insider, Martha Callahan, CPA, CFP, sekaligus seorang manajer portofolio di FBB Capital Partners, mengatakan bahwa keahlian dapat menjadi salah satu pertahanan terbaik terhadap inflasi. Ini juga bisa membuat kamu menjadi salah satu orang terakhir yang mungkin diberhentikan perusahaan. Selain itu, mencari pekerjaan sampingan juga dapat membantu memperoleh penghasilan tambahan yang dapat menunjang stabilitas perekonomian kamu.
4. Lunasi utang berbunga tinggi

Utang berbunga tinggi, seperti utang kartu kredit, bisa sangat membebani keuangan selama resesi. Utang ini dapat menguras saldo keuangan kamu dengan sangat cepat. Oleh sebab itu, sebelum resesi benar-benar terjadi, pertimbangkan untuk melunasi utang berbunga tinggi dan pastikan untuk memiliki utang berbunga rendah saja.
5. Pertimbangkan melakukan investasi untuk menjaga sebagian aset

Memiliki uang tunai siap pakai memang bisa menjadi pengaman saat masa krisis. Namun, jika kamu memiliki anggaran lebih, sebaiknya pertimbangkan untuk mendiversifikasikan atau menginvestasikan beberapa aset untuk menjaganya. Namun, pilihlah investasi yang memiliki likuiditas yang baik (mudah dicairkan), misalnya menyimpan uang di rekening tabungan berbunga tinggi, pasar uang, atau rekening giro.
Menyimpan uang di rekening tabungan bank atau koperasi kredit biasanya kurang direkomendasikan. Hal ini karena beberapa bank dan koperasi kredit biasanya masih memberlakukan batas maksimal penarikan. Hal ini akan mempersulit akses ke uang tunai saat dibutuhkan.
Resesi dapat mengganggu stabilitas ekonomi setiap individu dengan berbagai cara. Sebelum krisis ekonomi ini benar-benar terjadi dan memengaruhi keuangan kamu, yuk, mulai persiapkan diri dari sekarang! Terapkan tips di atas, ya.