Pasar Hindari Aset Berisiko, Rupiah Melemah di Level Rp14.290

Nilai tukar rupiah kemungkinan tertekan

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah 18 poin.Mengutip Bloomberg, rupiah berada di level Rp14.290 atau melemah 0,12 persen.

"Potensi pelemahan rupiah ke area Rp14.300, dengan potensi support di kisaran Rp14.250," ujar Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra kepada IDN Times, Rabu (19/5/2021).

Baca Juga: Mulai Bangkit, Rupiah Menguat Tipis di Penutupan Hari Ini

1. Pelaku pasar menghindari aset berisiko

Pasar Hindari Aset Berisiko, Rupiah Melemah di Level Rp14.290Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020) (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Menurut Ariston, penguatan rupiah tidak terlalu meyakinkan kemarin, hanya menguat tipis. Hal itu bisa mengindikasikan peluang pelemahan rupiah juga masih terbuka.

"Pagi ini terlihat pelaku pasar menghindari aset berisiko dengan pelemahan indeks saham Asia, yang mengekor pelemahan indeks saham AS kemarin," ungkapnya.

2. Nilai tukar rupiah kemungkinan tertekan

Pasar Hindari Aset Berisiko, Rupiah Melemah di Level Rp14.290Ilustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Ariston mengatakan, faktor tersebut bisa menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini. Kekhawatiran pasar terhadap kenaikan inflasi di AS dapat menjadi pemicu aksi hindar risiko.

"Tapi di sisi lain, indeks dolar AS masih terlihat lemah," kata Ariston.

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Perlu Punya Bisnis, untuk Passive Income

3. Kebijakan Bank Sentral AS tidak mengubah kebijakan pelonggaran moneter

Pasar Hindari Aset Berisiko, Rupiah Melemah di Level Rp14.290Ilustrasi dolar AS (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Ariston menambahkan, pasar masih menganggap Bank Sentral AS tidak akan mengubah kebijakan pelonggaran moneternya dalam waktu dekat. Sebab, data tenaga kerja AS belum menunjukkan pemulihan seperti sebelum pandemik. Hal ini bisa menahan pelemahan rupiah tidak dalam.


Menurut dia, pelaku pasar menantikan notulen rapat kebijakan moneter AS yang akan dirilis dini hari nanti. "Pasar masih ingin mengonfirmasi sikap bank sentral terhadap kenaikan laju inflasi di AS saat ini, apakah ada sinyal pengetatan moneter atau tidak," katanya.

Baca Juga: Gak Hanya Banyak Uang, 5 Hal Ini Patut Dijadikan Tujuan Hidup

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya