4 Kesalahan yang Membuat Portofolio Multi Aset Menjadi Tidak Optimal

- Portofolio multi aset harus seimbang untuk menghadapi perubahan ekonomi
- Rebalancing penting agar portofolio tetap sesuai tujuan awal dan risiko terkontrol
- Diversifikasi yang efektif mempertimbangkan korelasi aset, bukan hanya harga pasar
Portofolio multi aset semestinya dapat membantu investor untuk mencapai keseimbangan antara potensi keuntungan dan juga tingkat risiko. Namun, banyak investor justru merasa sudah melakukan diversifikasi yang benar, padahal komposisinya tidak mampu memberikan perlindungan pada saat pasar mengalami perubahan.
Kesalahan dalam manajemen portofolio kerap kali terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap karakteristik setiap aset dan cara dalam berinteraksi di siklus ekonomi yang berbeda. Simaklah beberapa kesalahan berikut ini yang membuat portofolio multi aset menjadi tidak optimal, sehingga memerlukan pendekatan yang tepat.
1. Komposisi aset tidak seimbang

Banyak investor menempatkan porsi berlebih pada satu jenis aset karena mengikuti tren pasar, sehingga portofolio pun tidak seimbang dalam menghadapi berbagai perubahan ekonomi. Pada saat satu aset mengalami penurunan tajam, maka portofolio akan rentan kehilangan stabilitas akibat tidak memiliki penopang yang cukup dari aset lainnya.
Komposisi yang tidak seimbang akan membuat potensi pertumbuhan menjadi lebih terbatas, sebab tidak semua aset memiliki performa terbaik di waktu yang sama. Dengan memastikan distribusi porsi yang lebih proporsional, maka portofolio pun bisa bekerja lebih efektif dalam berbagai kondisi pasar.
2. Tidak melakukan rebalancing secara berkala

Rebalancing penting untuk memastikan porsi portofolio tetap sesuai dengan tujuan awal. Namun, banyak investor kerap menggabaikan hal tersebut, padahal perubahan harga aset yang signifikan bisa menggeser komposisi, sehingga risiko menjadi lebih tinggi tanpa disadari.
Tanpa adanya rebalancing, maka investor mungkin akan terlalu banyak memegang aset yang naik secara drastis atau terlalu sedikit pada aset yang justru sedang undervalued. Dengan melakukan penyesuaian secara berkala, maka portofolio pun akan tetap berada pada jalur yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasimu.
3. Menggabungkan aset yang memiliki korelasi tinggi

Salah satu kesalahan umum adalah dengan memilih banyak aset, namun semuanya bergerak ke arah yang sama, sehingga diversifikasi tidak benar-benar afektif. Aset yang memiliki korelasi tinggi tidak memberikan perlindungan pada saat pasar jatuh, sebab semuanya berpotensi turun secara bersamaan.
Diversifikasi yang efektif harus mempertimbangkan soal perbedaan karakteristik dan pola pergerakan antar aset di dalam kondisi ekonomi yang berbeda. Dengan memilih aset yang benar-benar bisa saling melengkapi, maka portofolio pun akan lebih tahan terhadap volatilitas yang kerap tidak terduga.
4. Mengabaikan risiko non pasar

Banyak investor terlalu fokus pada fluktuasi harga dan melupakan risiko lain, seperti likuiditas, biaya transaksi, hingga keamanan platform digital. Risiko-resiko yang ada akan sangat memengaruhi performa portofolio secara signifikan, meski kondisi pasar sedang stabil.
Tanpa memperhitungkan soal risiko dan pasar, maka investor akan rentan mengalami kerugian karena sulit untuk menjual aset. Biaya administrasi yang semakin menumpuk atau masalah teknis yang dapat memengaruhi akses ke aset digital.
Portofolio multiaset dapat memberikan hasil optimal jika dikelola dengan strategi yang jelas dan disiplin yang baik. Menghindari kesalahan umum di atas dapat membantu portofolio agar lebih stabil dan produktif. Dengan pemahaman yang lebih baik, maka investor bisa membangun portofolio yang kuat sesuai dengan tujuan jangka panjang.


















