Jakarta, IDN Times - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan kinerja yang kuat pada posisi Triwulan III 2025. Rerata Indikator kinerja keuangan BSI tumbuh double digit dan di atas industri disertai kualitas yang sehat. Pertumbuhan ini dikontribusi oleh bisnis emas dan haji. Dengan kondisi tersebut, laba BSI mencapai Rp5,57 triliun pada Triwulan III 2025.
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintahan Prabowo Subianto dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah melalui pendirian Bank Emas pada 26 Februari 2025 lalu. Ia menilai, kinerja solid BSI pada Triwulan III/2025 tak lepas dari dukungan kuat Pemerintah Indonesia lewat berbagai kebijakan ekonomi dan program stimulusnya.
Selain program stimulus, penurunan BI Rate dan penempatan dana SAL pada periode ini juga cukup membuat likuiditas perbankan lebih kondusif. Diketahui, BSI memperoleh penempatan dana SAL sebesar Rp10 triliun yang sudah terserap habis. Dana ini mampu mendorong posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) per Triwulan III mencapai Rp348,38 triliun, naik 15,66 persen (YoY).
Adapun, mayoritas DPK saat ini berada di kategori dana murah (CASA), yaitu sebesar 59,42 persen. Komposisi DPK BSI terdiri atas tabungan sebesar 41,95 persen dengan outstanding Rp146,36 triliun, giro (17,41 persen) dengan outstanding Rp60,64 triliun dan Deposito (40,58 persen) dengan outstanding Rp141,38 triliun. Peningkatan dana mendorong aset BSI tumbuh 12,37 persen menjadi Rp416triliun. Tahun 2025 BSI fokus menumbuhkan dana murah, khususnya tabungan dari unique sharia proposition yakni tabungan haji dan tabungan bisnis dengan pertumbuhan masing-masing 19 persen dan 55 persen.
Dari sisi pembiayaan, BSI pada Triwulan III membukukan Rp300,85 triliun, naik 12,65 persen (YoY). Mayoritas pembiayaan dikontribusi segmen ritel UMKM dan konsumer, termasuk emas sebesar Rp217,86 triliun dengan komposisi sebesar 72,42 persen, disusul segmen wholesale Rp82,89 triliun atau mengomposisi 27,58 persen.
