OJK Sebut Bank Punya Ruang Lebih Besar untuk Salurkan Kredit

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menilai kredit perbankan di Tanah Air masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih tinggi hingga akhir tahun.
Berdasarkan data terbaru hingga September 2024, penyaluran kredit bank naik 11,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau Rp7.508 triliun per Agustus 2024. Kinerja kredit hingga September pun sudah lebih tinggi ketimbang target tahun ini sebesar 9-11 persen (yoy).
"Artinya jauh lebih tinggi dari 9 persen tahun lalu untuk periode yang sama, jadi jelas baik pertumbuhannya. Sisa tahun ini kami optimis target 9-11 persen itu bisa dicapai dengan baik," ucap Mahendra dikutip Sabtu (19/10/2024).
1. Pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan bisa dorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi

Optimisme pertumbuhan kredit yang lebih tinggi, karena rasio kredit terhadap simpanan atau LDR pada tahun ini masih lebih rendah dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemik COVID-19. "Yang sekarang masih di kisaran 87 persen di bawah dari tingkat LDR sebelum pandemi, yang adalah 95 persen, jadi kami melihatnya dari persektif itu," tuturnya.
Mahendra berhadap ke depan pemerintahan baru mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Dengan demikian hal itu menjadi kesempatan perbankan menyalurkan kredit lebih besar.
"Dan juga tentu bisa menghasilkan multiplier effect yang pada gilirannya menjadi pendorong bagi pertumbuhan kredit di berbagai sektor prioritas agenda utama dari pemerintah baru," katanya.
“Dalam kaitan itu kami siap untuk melihat lebih rinci dan bersinergi mengkaji dan mendorong pertumbuhan fasilitas kredit bagi sektor-sektor dan industri yang menjadi prioritas pemerintah baru, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
2. Permodalan dan likuiditas tetap memadai

Mahendra menegaskan stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga di tengah pelonggaran kebijakan moneter yang didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, profil risiko yang manageable, serta kinerja sektor jasa keuangan yang tumbuh positif. Kinerja industri perbankan domestik terjaga stabil.
Hal ini didukung oleh tingkat permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR)
perbankan per Agustus 2024 yang tetap kuat sebesar 26,78 persen. Kinerja intermediasi Agustus 2024 tumbuh positif dengan kredit perbankan yang masih mencatatkan double-digit yakni 11,40 persen.
"Pertumbuhan kredit didorong oleh Kredit Investasi yang tumbuh tinggi sebesar 13,08 persen yoy, diikuti oleh Kredit Konsumsi sebesar 10,83 persen yoy dan Kredit Modal Kerja sebesar 10,75 persen yoy," jelasnya,
3. Dana pihak ketiga perbankan tumbuh 7,01 persen

Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh 7,01 persen yoy menjadi sebesar Rp8.650 triliun, dengan giro yang menjadi kontributor terbesar yaitu tumbuh 10,06 persen yoy.
Sementara itu, likuiditas perbankan berada pada level yang memadai dengan rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) tercatat sebesar 112,92 persen pada Agustus 2024, terjaga di atas threshold 50 persen. Adapun Alat Likuid terhadap DPK (AL/DPK) tercatat 25,37 persen, terjaga di atas threshold 10 persen.
"Risiko kredit perbankan juga terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) net dan NPL gross yang tetap rendah di bawah ambang batas, masing-masing berada di level
0,78 persen dan 2,26 persen," tutur Mahendra.