Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 12,4 Persen, Tembus Rp7.514 T!

Seorang warga menunjukkan uang Rupiah kertas Tahun Emisi 2022 usai menukarkan di mobil kas keliling Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Gorontalo di Kota Gorontalo, Gorontalo, Jumat (19/8/2022). (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan penyaluran kredit perbankan per Juli 2024 mencapai Rp7.514,6 triliun, naik Rp36,21 triliun atau 12,4 persen dibandingkan Juli 2023 alias secara year on year (yoy).

Apabila dibandingkan bulan sebelumnya alias secara month-to-month (mtm), penyaluran kredit perbankan tumbuh 0,48 persen. Adapun pertumbuhan kredit itu didorong oleh kredit korporasi yang tumbuh sebesar 18,06 persen.

1. Bank BUMN sumbang pertumbuhan penyaluran kredit paling tinggi

Ilustrasi kartu debit atau kartu ATM BRI. (dok. BRI)

Lebih lanjut, dari pemaparan Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 15,2 persen, diikuti oleh kredit modal kerja 11,6 persen, sedangkan kredit konsumsi 10,98 persen.

Ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 14,51 persen (yoy).

2. Dana pihak ketiga tembus lebih Rp8.600 triliun

Suasana Bank Syariah Indonesia (IDN Times/Umi Kalsum)

Sejalan dengan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh pada Juli 2024, sebesar 7,72 persen (yoy) menjadi Rp8.686,7 triliun, dengan giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 10,73 persen (yoy).

Likuiditas industri perbankan pada Juli 2024 memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) sebesar 109,2 persen, dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 24,57 persen. Keduanya masih di atas threshold, masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

3. OJK catat ada kenaikan rasio kredit macet

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Meski begitu, OJK melaporkan adanya kenaikan tipis pada rasio non performing loan (NPL) gross perbankan alias rasio kredit macet, yakni dari 2,26 persen pada Juni 2024, menjadi 2,27 persen pada Juli 2024. Begitu juga pada NPL net, pada Juni 2024 sebesar 0,78 persen, dan pada Juli 2024 naik menjadi 0,79 persen. OJK menyatakan, angka tersebut masih menunjukkan kualitas kredit perbankan di Indonesia tetap terjaga.

Di sisi lain, OJK melaporkan Loan at Risk (LaR) menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 10,27 persen, di mana pada Juni 2024 mencapai 10,51 persen. Rasio LaR tersebut juga mendekati level sebelum pandemik yaitu sebesar 9,93 persen pada Desember 2019.

Lebih lanjut, tingkat profitabilitas bank (ROA) sebesar 2,69 persen yang menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil.

Dari sisi permodalan, OJK melaporkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) meningkat 26,61 persen pada Juli 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us