Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penyaluran Kredit Bank ke UMKM Capai Rp1.474 Triliun per Agustus

Ilustrasi uang tunai rupiah (pixabay.com/Mohamad Trilaksono)
Intinya sih...
  • Penyaluran kredit UMKM naik 4,42% menjadi Rp1.474 triliun dibanding tahun lalu
  • Pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi dan daya beli masyarakat
  • Bank Indonesia memperkirakan standar penyaluran kredit lebih ketat kecuali KPR/KPA, namun responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan

Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat peningkatan penyaluran kredit bank kepada UMKM sampai Agustus 2024. Jumlah penyaluran kredit UMKM ini mencapai Rp1.474 triliun atau naik 4,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy).

"Penyaluran kredit UMKM posisi Agustus 2024 tercatat sebesar Rp 1.474 triliun tumbuh yoy sebesar 4,42 persen dibandingkan Agustus 2023 yang sebesar Rp 1.412 triliun," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KEPP) Dian Ediana Rae dalam keterangannya, Jumat (11/10/2024).

1. Faktor pendorong pertmbuhan kredit

Ilustrasi Kredit. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dian menerangkan, pertumbuhan kredit tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kondisi makroekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Selain itu, dinamika global termasuk situasi geopolitik juga berpengaruh pada berbagai aspek perekonomian domestik.

"Meskipun terdapat tantangan tersebut, Bank tetap optimis dapat meningkatkan penyaluran kredit kepada UMKM, tentunya dengan berbagai dukungan dari Pemerintah dan lainnya," jelas dia.

2. Pemerintah bersama OJK akan menstimulus kredit yang sustain dan resilience

Ilustrasi investasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Selanjutnya, Dian menyebut pemerintah bersama OJK serta pihak lainnya secara aktif melakukan koordinasi, evaluasi, dan monitoring atas kondisi UMKM serta efektivitas instrumen kebijakan yang ada dalam menstimulus kredit yang sustain dan resilience.


"Hal tersebut antara lain melalui program inklusi keuangan berupa perluasan jaringan agen Bank, program subsidi Pemerintah melalui program KUR, serta adanya program insentif berupa kelonggaran likuiditas," jelasnya. 

3. Standar penyaluran kredit di kuartal II diperkirakan lebih ketat

Ilustrasi Kredit Cicilan Rumah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, Bank Indonesia memperkirakan standar penyaluran kredit pada kuartal II 2024 diperkirakan sedikit lebih ketat pada seluruh jenis kredit kecuali KPR/KPA. Mayoritas aspek kebijakan penyaluran kredit diperkirakan lebih ketat, khususnya suku bunga kredit dan agunan.

"Sementara itu, jangka waktu kredit dan persyaratan administrasi diperkirakan lebih longgar," ucap Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono dalam laporan hasil perbankan di kuartal I 2024.

Hasil survei menunjukkan responden tetap optimistis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memperkirakan outstanding kredit sampai dengan akhir tahun 2024 terus tumbuh.

"Optimisme tersebut antara lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan ekonomi serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit," ungkap Erwin. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us