Memahami NFT dan Tips Meraup Cuannya

Bertransaksi NFT harus memperhatikan sejumlah hal

Jakarta, IDN Times – Fenomena menjadi kaya dalam waktu singkat berkat menjual NFT atau non-fungible token telah membuat NFT semakin populer dan diminati banyak orang. Bahkan di Indonesia sendiri total orang yang berminat pada industri baru ini meningkat cukup pesat.

Menurut Vice President (VP) of Marketing Tokocrypto Adytia Raflein, dalam wawancara khusus dengan IDN Times, hal tersebut dapat dibuktikan dari banyaknya total pengunjung atau visitor dari Indonesia yang mengunjungi berbagai marketplaces di dunia terkait NFT.

Raflein mengatakan bahwa dari hasil riset perusahaannya pada Desember 2021 lalu diketahui ada setidaknya 1 juta visitor dari Indonesia yang mengunjungi berbagai marketplaces di dunia terkait NFT. Itu terjadi sebelum booming NFT akibat kesuksesan Sultan Gustaf Al Ghozali atau yang lebih populer dengan nama Ghozali Everyday.

For the record, ini kita hasil riset kita, kita lakukan di Desember 2021. Jadi kita belum melakukan nih riset setelah apa yang terjadi kemarin, apakah mengalami kenaikan luar biasa atau seperti apa. Kita belum melakukan itu. Tapi kita bisa melihat bahwa sebelumnya sudah ada 1 juta visitor yang mengunjungi berbagai marketplace di dunia terkait NFT, dan itu sebuah langkah awal yang bagi saya sangat menarik untuk perkembangan industri di Indonesia sendiri,” jelas Raflein.

Lalu, apa itu NFT dan bagaimana cara meraup untung dari NFT? Berikut penjelasan Raflein.

Baca Juga: Monkey Kingdom Jadi NFT PFP Asia Pertama yang Dilelang di Sotheby's

1. Apa itu NFT?

Memahami NFT dan Tips Meraup Cuannyailustrasi NFT (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebenarnya kalau NFT itu singkatan dari non fungible token. Jadi itu adalah sebuah token unik yang merepresentasikan kepemilikan aset digital di dalam blockchain. Aset digitalnya itu bisa berupa foto, video, lagu, bahkan sampai game juga ada di sana. Apalagi belakangan kita juga lihat makin beragam yang dishare di dalam NFT terkait dengan beberapa pemberitaan yang terjadi beberapa hari ini. Jadi secara sederhana seperti itu.

Jadi dengan kata lain sebenarnya NFT itu tidak berbeda jauh dengan aset kripto lainnya yang ada, sebenarnya secara prinsipnya. Tapi memang mereka memiliki elemen visual dan NFT hanya bisa diperjualbelikan dan tidak bisa ditukar. Jadi transaksinya orang membeli dan menjual saja.

Jadi kalau kita berbicara kripto kan juga ada pairing-pairing, beragam pairing dan lain-lain, tapi kalau di dalam NFT transaksinya itu hanya terjadi dengan transaksi terhadap koin atau token yang sesuai dengan networking yang digunakan juga.

Nah, popularitas NFT itu sendiri baru mulai naik kurang lebih sekitar tahun lalu di awal-awal itu mulai booming walaupun sebenarnya dia sudah ada earlier than that. Nah, NFT ini juga dipandang sebagai cara baru untuk kita yang memiliki karya seni digital ataupun para seniman, untuk memonetisasi aset kita. Sehingga kita bisa mendapatkan alternative income juga dari sana.

2. Bagaimana cara mendapat keuntungan dari NFT?

Memahami NFT dan Tips Meraup Cuannyailustrasi NFT (IDN Times/Aditya Pratama)

Jadi, kita bisa mendapat keuntungan itu misalnya ketika kita ingin menjual sebuah NFT, kita ingin menjual dalam harga tertentu. Nah, token yang kita bisa gunakan untuk transaksi adalah token berdasarkan jaringan yang didukung oleh platform itu sendiri.

Misalnya, TokoMall, kita mendukung jaringan BSC. Nah, jadi transaksi yang digunakan hanya bisa menggunakan token-token yang ada di dalam BSC. Nah balik lagi, token yang disepakatinya di platform tersebut token apa. Kalau di TokoMall, kita menggunakan TKO. Kalau kita berbicara dengan platform internasional itu ada yang menggunakan Ethereum, ada yang menggunakan Solana, ada yang menggunakan Matic dari Polygon Network. Jadi itu beragam.

Let’s say, sederhananya, yang cukup umum orang menggunakan Ethereum. Let’s say kita ingin menjual harga NFT kita seharga 0,1 Ethereum, kurang lebih sekitar 400-an dolar (Amerika Serikat/AS). Nah, orang kalau mau beli karya tersebut, NFT tersebut, harus menggunakan Ethereum, menggunakan jaringan Ethereum juga. Jadi, dia hanya bisa bertransaksi dengan menggunakan ETH.

Ketika transaksi itu selesai, dia hanya bisa kembali menjualnya di dalam jaringan Ethereum itu sendiri juga. Jadi, dia hanya akan bertransaksi dengan satu token tertentu. Di sini yang saya pikir berbeda dengan aset kripto lainnya, di mana aset kripto lain itu bisa mendukung multiple network.

Kalau di NFT mungkin platformnya yang mendukung multiple network, tapi si NFT-nya itu sendiri biasanya memang ditempatkan di dalam network-network tertentu yang memiliki dukungan terhadap token-token tertentu saja.

3. Bagaimana tips aman bertransaksi NFT?

Memahami NFT dan Tips Meraup Cuannyailustrasi NFT (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebenarnya kalau kita berbicara tentang kita melakukan transaksi NFT, sebuah karya NFT kita, sebenarnya jujur tidak ada batasan. Dan dari sisi jaringan, platform yang digunakan itu pun aman karena telah menggunakan teknologi blockchain. Tapi yang perlu menjadi perhatian adalah apa yang kita upload.

Ketika kita mengupload KTP misalnya, berarti kita telah membuka data diri kita pribadi ke publik dunia, dan itu sangat disayangkan. Bahwa itu adalah data yang sangat sensitif, data pribadi yang seharusnya kita sangat hati-hati menggunakannya.

Nah, ketika kita melihat sebuah fenomena, ketika kita lihat ada sebuah trend, tentu kita juga harus menyikapinya secara bijak. Jangan sampai kita hanya sekedar ikut-ikutan tanpa ada rasa kekhawatiran apa yang kita upload itu bisa berbahaya untuk diri kita sendiri. Termasuk sebenarnya salah satunya itu adalah KTP tersebut. Bagi saya itu sangat, kalau memang ternyata ada yang membeli dan mentransaksikan hal tersebut, itu bisa berbahaya bagi si pemilik NFT itu sebenarnya.

Sehingga kita harus lebih berhati-hati, kita lebih aware dan tentu saja balik lagi ketika kita berbicara tentang sebuah platform investment, kalau saya masih menganggap NFT sebagai instrumen investasi. Kita harus tahu risikonya apa, bagaimana cara kerjanya. Kalau kita tidak tahu cara kerjanya, apa sih NFT tersebut, yang ada dikhawatirkan malah kita berharap untung, yang ada malah buntung.

4. Apa hal-hal yang harus dipahami sebelum terjun ke NFT?

Memahami NFT dan Tips Meraup Cuannyailustrasi NFT (IDN Times/Aditya Pratama)

Apa yang harus kita ketahui sebelum bener-bener terjun ya, nah kita juga harus memahami bagaimana cara kerja platform yang kita pilih. Karena begini, ketika kita memilih platform dengan cara sembarangan. Ingat ada beberapa hal risiko yang mungkin terjadi. Misal bisa jadi transaksi kita tidak selesai, misalnya, sedangkan kita sudah melakukan transaksi dan ternyata dananya tidak kita terima.

Walaupun kebanyakan platform sekarang yang meng-connect-kan wallet decentralized mereka ke platform tersebut jadi mereka tidak melakukan transaksi sendiri, pengiriman uang dan lain-lain. Tapi transaksi itu kan tetap terjadi di dalam platform itu sendiri.

Dan juga kita harus memahami bagaimana skema yang terjadi. Fenomena Ghozali kemarin sudah membuktikan bahwa semua orang bisa membuat sebuah karya dan memiliki nilai. Jujur kita sendiri juga di awal agak wow, hanya sebuah selfie kemudian mendapat perhatian yang luar biasa dan ternyata menguntungkan.

Tapi ingat bahwa di dalam transaksi tersebut ada namanya gas fee. Kita harus tahu berapa gas fee yang harus kita keluarkan karena itu menjadi bagian dari modal kita untuk bertransaksi. Kemudian bagaimana sistem royaltinya. Bagaimana aturan main second market mereka. Nah hal-hal ini harus kita pahami terlebih dahulu baru kita terjun. Jangan hanya oke kita bikin, berharap akan segera terjadi the next Gozali-Gozali lain ya. Ya kita tentu berharap itu bisa terjadi tapi belum tentu fenomena yang sama bisa berulang dalam waktu yang singkat.

Baca Juga: 5 Foto Termahal di Dunia sebelum NFT Merajalela

5. Biaya apa saja yang biasa diperlukan untuk mendaftar NFT?

Memahami NFT dan Tips Meraup Cuannyailustrasi NFT (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebenarnya kalau pendaftaran ke dalam NFT sendiri tidak dipungut biaya apapun. Tapi ketika kita mulai mentransaksikan NFT tersebut ada yang namanya beberapa tadi yang gas fee itu, istilahnya adalah minting. Ketika kita melakukan minting, itu kita akan dikenakan biaya. Biaya ini yang disebut sebagai gas fee.

Setiap network punya biaya berbeda-beda. Seperti misalnya TokoMall. Itu karena kita menggunakan BSC, biaya kita sangat rendah. Karena itu menjadi solusi alternatif yang kita tawarkan kepada para creator ketika kita membuild TokoMall, karena kita tahu di OpenSea misalnya memiliki biaya gas fee yang sangat tinggi walaupun yes market mereka global.

Biaya gas fee di OpenSea itu bisa mencapai kurang lebih sekitar 200-300 dolar (AS) setiap minting per NFT-nya. Itu juga yang harus kita pertimbangkan. Kemudian kita juga harus pertimbangkan bagaimana nanti ketika kita melakukan transfer dan lain-lain. Hal-hal tersebut, tidak ada biaya-biaya cost yang mungkin luput dari antisipasi kita.

Nah alangkah baiknya juga benar-benar kita memahami terlebih dahulu bagaimana cara platform itu bekerja.

Topik:

  • Hana Adi Perdana
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya