Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sri Mulyani Sebut Penyaluran Kredit Perbankan Masih Minim

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam acara Pajak Bertutur 2021 (dok. Youtube Direktorat Jenderal Pajak)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa industri perbankan masih belum maksimal dalam menyalurkan kreditnya ke masyarakat. Hal itu menjadi sedikit penghalang dalam upaya pemulihan ekonomi di tengah krisis akibat pandemik COVID-19.

Sri Mulyani menjelaskan, pemulihan ekonomi ditandai oleh sektor perbankan sebagai sektor keuangan terbesar di Indonesia mampu menjalankan fungsi intermediasinya.

"Yaitu, mereka menerima simpanan dari masyarakat dan kemudian dana simpanan itu disalurkan untuk kegiatan-kegiatan produktif yang menjadi penggerak roda perekonomian Indonesia, baik investasi atau kegiatan produktif atau bahkan juga dalam hal konsumsi," kata Sri Mulyani, saat menyampaikan pidato kunci dalam acara Bank Syariah Indonesia (BSI), secara virtual, Rabu (22/9/2021).

1. Penyaluran kredit perbankan masih minim

Ilustrasi pelayanan publik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dia kemudian menyinggung bahwa peran perbankan dalam penyaluran kredit untuk kegiatan-kegiatan produktif tersebut masih minim.

"Untuk bidang ini memang kita belum melihat pemulihan yang sangat kuat. Kredit perbankan pada bulan Juli tahun 2021 ini baru tumbuh 0,5 persen ini tentu masih sangat kecil dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua yang sudah mencapai 7,1 persen," ucap Sri Mulyani.

Angka tersebut, sambungnya, juga masih terlampau kecil bila dibandingkan dengan kondisi sebelum COVID-19 yang bisa tumbuh di atas 7 persen dan bahkan bisa mencatatkan pertumbuhan double digit.

2. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh pesat

Ilustrasi Bank. (IDN Times/Aditya Pratama)

Di sisi lain, DPK yang ada di perbankan justru mengalami pertumbuhan signifikan. Pertumbuhannya pun mencapai double digit secara year on year (yoy) atau tahunan.

"Pada periode Juli lalu DPK tumbuhnya 10,43 persen. Ini artinya perbankan di dalam kondisi likuiditas yang sangat banyak mendapatkan, juga masyarakat yang menempoatkan dananya di perbankan. Namun, perbankan belum melakukan penyaluran di dalam kegiatan-kegiatan produktif," kata Sri Mulyani.

3. Pekerjaan rumah bagi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)

Konferensi pers KSSK. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Sri Mulyani yang juga merupakan Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) tersebut menyatakan bahwa kondisi perbankan saat ini menjadi pekerjaan rumah alias PR besar bagi KSSK yang digawangi oleh Kemenkeu, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

"Ini yang akan menjadi satu PR bagi kita untuk bersama-sama sektor keuangan tentu dengan BI, OJK, dan LPS akan mengawal di satu sisi menjaga stabilitas sistem keuangan, tapi di sisi lain juga akan mendorong sektor keuangan ini terus bergerak di dalam menopang dan mendukung pemulihan ekonomi," tutur dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us