The Fed Berpotensi Pangkas Suku Bunga di 2024, BI Rate Diramal Turun

Suku bunga The Fed sudah capai puncaknya

Jakarta, IDN Times - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basispoin (Bps) ke level 5,5 persen pada 2024. Hal ini dipicu oleh sentimen positif potensi penurunan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan potensi pemangkasan suku bunga acuan BI di dorong oleh faktor arah suku bunga The Fed yang sudah mencapai titik puncaknya di level saat ini 5,25 persen hingga 5,5 persen. Alhasil suku bunga The Fed pun diproyeksikan  mulai dipangkas 75 bps di 2024 dan berlanjut hingga 2025. 

"Tahun ini suku bunga The Fed sudah mencapai puncaknya 5,5 persen.The fed konsisten dengan guidancenya dalam 2 tahun ke depan akan turun lebih dari hampir 2 persen atau 175 bps. Kondisi ini akan memberikan keuntungan bagi dunia usaha dan perekonomian Indonesia," jelas Andry Asmoro dalam Media Gathering, Selasa (19/12/2023). 

Baca Juga: Pejuang Rupiah Siap-Siap! BI Rate Naik, Suku Bunga KPR Melonjak

1. Ekonomi China masih melemah

The Fed Berpotensi Pangkas Suku Bunga di 2024, BI Rate Diramal TurunPotret Forbidden City di Beijing, China (unsplash.com/linglivestolaugh)

Di sisi lain, perlambatan ekonomi China masih akan menjadi risiko bagi perekonomian Indonesia, mengingat China adalah salah satu mitra dagang dan mitra investasi yang utama bagi Indonesia.

"Namun demikian, apabila Federal Reserve menurunkan suku bunga AS lebih cepat, sentimen global akan membaik dan potensi kembalinya aliran dana asing ke depan semakin terbuka," ujar Andry.

2. Pertumbuhan konsumsi masih sehat

The Fed Berpotensi Pangkas Suku Bunga di 2024, BI Rate Diramal Turunilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurutnya pertumbuhan konsumsi masih cukup sehat, sejalan dengan pertumbuhan investasi yang masih terakselerasi terutama investasi bangunan dan penyelesaian beberapa proyek infrastruktur. Bahkan akselerasi konsumsi semakin meningkat jelang akhir tahun. 

Berdasarkan data, Mandiri Spending Index (MSI) pada awal Desember sebesar 188,2, menunjukkan bahwa belanja masyarakat 88,2 persen lebih tinggi dibandingkan periode sebelum pandemi (Januari 2020).

"Secara bulanan, nilai belanja masyarakat di bulan November 2023 mencatatkan angka 177,8 lebih tinggi 40,1 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu (MSI Juli 2023 mencatatkan sebesar 126,9). Berdasarkan wilayah, belanja di seluruh daerah menunjukkan akselerasi, kecuali Bali dan Nusa Tenggara," ungkap Andy Asmoro.

 

Baca Juga: Inflasi Terkendali, BI Rate Tak Perlu Naik Lagi

3. Belanja masyarakat dengan saldo tabungan Rp1 juta melambat

The Fed Berpotensi Pangkas Suku Bunga di 2024, BI Rate Diramal Turunilustrasi belanja online (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan kelompok pendapatan, belanja masyarakat dari kelompok terbawah yakni konsumen dengan saldo tabungan di bawah Rp1 juta mulai menunjukkan perlambatan.

Secara bulanan, belanja masyarakat kelompok terbawah di November sedikit lebih rendah dibandingkan bulan Oktober 2023. Di sisi lain penurunan tingkat tabungan kelompok ini, yang sejak Mei terus tergerus, mulai melandai.

"Hal ini menunjukkan bahwa berkurangnya tabungan masyarakat kelompok bawah mulai berdampak pada belanja mereka.  Sementara itu kelompok menengah mereka dengan saldo tabungan Rp1-10 juta relatif stabil dan berada pada kisaran 166,4," tuturnya. 

Baca Juga: BI Rate: Pengertian, Fungsi dan Pengaruhnya pada Keuangan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya